Penghapus-penghapus dosa banyak sekali disebutkan di dalam al-Kitaab al-‘Aziiz, dan diantaranya adalah penghapus-penghapus dosa berikut,
1. Beriman dan beramal shalih.
Dengan keduanya segala kesalahan dihapus, dan segala dosa diampuni.
1. Allah subhaanahuu wata’aalaa berfirman,
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَنُكَفِّرَنَّ عَنهُمۡ سَئَِّاتِهِم وَلَنَجزِيَنَّهُم أَحۡسَنَ ٱلَّذِي كَانُواْ يَعمَلُونَ ٧
“Dan orang-orang yang beriman dan beramal shalih, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka Balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.” (QS. al-‘Ankabuut (29): 7)
Yaitu bahwa sesungguhnya orang-orang yang Allah anugerahkan keimanan dan amal shalih kepada mereka, maka Allah akan mengapus kesalahan-kesalahan mereka dari mereka, dikarenakan sesungguhnya segala kebaikan akan menghilangkan segala kesalahan.
[Dan benar-benar akan Kami beri mereka Balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan] yaitu amal-amal kebaikan; baik berupa segala kewajiban dan anjuran (sunnah, mustahab), maka ia adalah sebaik-baik amal yang dilakukan oleh seorang hamba, dikarenakan dia juga melakukan yang mubah-mubah dan selainnya.”([1])
2. Allah subhaanahuu wata’aalaa berfirman,
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَءَامَنُواْ بِمَا نُزِّلَ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ وَهُوَ ٱلحَقُّ مِن رَّبِّهِم كَفَّرَ عَنهُم سَئَِّاتِهِم وَأَصلَحَ بَالَهُم ٢
“Dan orang-orang mukmin dan beramal soleh serta beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad dan itulah yang haq dari Tuhan mereka, Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan mereka.” (QS. Muhammad (47): 2)
Maka orang-orang yang beriman dengan apa yang Allah turunkan kepada para Rasul-Nya secara umum, dan yang telah Allah turunkan kepada Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam secara khusus, dengan keimanan yang sempurna, serta mereka beramal shalih dengan menunaikan apa yang menjadi kewajiban mereka dari hak-hak Allah D dan hak-hak para hamba yang wajib dan sunnah, Allah akan hapus dari diri mereka kesalahan-kesalahan mereka; yang kecil maupun yang besar.
Dan makna wa ashlaha baalahum adalah bahwa Allah akan memperbagusi agama mereka, dunia, hati dan amal perbuatan mereka. Serta memperbagusi pahala mereka dengan menumbuh kembangkannya, serta mensucikannya, dan memperbagusi seluruh keadaan mereka([2]).
3. Allah subhaanahuu wata’aalaa berfirman,
وَمَن يُؤمِن بِاللهِ وَيَعمَل صَٰلِحًا يُكَفِّر عَنهُ سَئَِّاتِهِۦ وَيُدخِلهُ جَنَّٰتٍ تَجرِي مِن تَحتِهَا ٱلأَنهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًاۚ ذَٰلِكَ ٱلفَوزُ ٱلعَظِيمُ ٩
“… dan Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan beramal shalih, niscaya Allah akan menutupi kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar.” (QS. at-Taghaabun (64): 9)
[Dan Barangsiapa yang beriman kepada Allah] yaitu beriman dengan keimanan yang sempurna, yang mencakup keseluruhan perkara yang Allah perintah untuk mengimanainya.
[Dan beramal shalih] baik berupa amal-amal fardhu, maupun amal-amal sunnah, baik berupa penunaian hak-hak Allah, dan hak-hak hamba-hamba-Nya.
[‘… Dia akan memasukkannya ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai…]’ di dalamnya terdapat segala perkara yang diinginkan oleh jiwa-jiwa, yang menyenangkan mata, dipilih oleh jiwa, dan dirindukan oleh hati-hati. Dan akhir dari segala yang diharapkan adalah ‘mereka kekal selamanya di dalamnya, dan itu keberuntungan yang agung.’([3])
4. Allah subhaanahuu wa ta’aalaa berfirman,
فَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَهُم مَّغۡفِرَةٞ وَرِزۡقٞ كَرِيمٞ ٥٠
“Maka orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia.” (QS. al-Hajj (22): 50)
Yaitu, hati-hati mereka beriman dengan keimanan yang benar lagi jujur. Mereka membenarkan keimanan mereka dengan amal-amal shalih mereka.
[Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia] yaitu ampunan dari segala kesalahan-kesalahan mereka di masa lalu, dan pembalasan kebaikan bagi sedikitnya kebaikan-kebaikan mereka.
Muhammad bin Ka’b al-Qurazhi berkata, ‘Jika Engkau mendengar Allah subhaanahuu wa ta’aalaa berfirman warizqun kariimun, maka ia adalah sorga.([4])
(Diambil dari kitab Mukaffiraatu adz-Dzunuubi wal Khathaayaa Wa Asbaabul Maghfirati Minal Kitaabi Was Sunnah oleh DR. Sa’id bin ‘Aliy bin Wahf al-Qahthaniy, alih bahasa oleh Abu Rofi’ Muhammad Syahri)
([1]) Taisiiru al-Kariim ar-Rahmaan fii Tafsiiri Kalaami al-Mannan, milik as-Sa’diy, hal. 735.
([2]) Lihat Taisiir al-Kariim ar-Rahmaan fii Tafsiir Kalaami al-Mannaan, milik as-Sa’diy, hal. 925.
([3]) Taisiiru al-Kariimi ar-Rahmaaniy Fii Tafsiiri Kalaami al-Mannaan, hal. 1022
([4]) Lihat Tafsiirul al-Qur`aani al-‘Azhiimi, oleh Ibnu Katsir, hal. 903, cet. Daar as-Salaam; dan Taisiiru al-Kariim ar-Rahmaani, hal. 633.