Seorang muadzdzin akan diampuni untuknya dosanya sepanjang suaranya; dan dengan adzan dosa-dosa diampuni, dan masuk sorga.
22-1. Akan diampuni bagi seorang mudzdzin sepanjang suaranya, dan baginya semisal pahala orang yang shalat bersamanya; berdasarkan hadits al-Barra` bin ‘Aazib radhiyallaahu ‘anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda,
«إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الصَّفِّ الْمُقَدَّمِ، وَالْمُؤَذِّنُ يُغْفَرُ لَهُ مَدَّ صَوْتِهِ، وَيُصَدِّقُهُ مَنْ سَمِعَهُ مِنْ رَطْبٍ وَيَابِسٍ، وَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ صَلَّى مَعَهُ»
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada shaf terdepan, dan muadzdzin akan diampuni baginya sepanjang suaranya, dan membenarkan setiap (makhluq) yang mendengarnya; baik yang basah maupun yang kering; dan baginya pahala semisal dengan pahala orang yang shalat bersamanya.”([1])
23-2. Adzan, dengannya dosa-dosa diampuni, dan ia akan memasukkan sorga. Berdasarkan hadits ‘Uqbah bin ‘Aamir radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata, ‘Aku pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda,
«يَعْجَبُ رَبُّكُمْ مِنْ رَاعِى غَنَمٍ فِى رَأْسِ شَظِيَّةٍ بِجَبَلٍ يُؤَذِّنُ بِالصَّلاَةِ وَيُصَلِّي، فَيَقُولُ اللهُ ﷻ: انْظُرُوا إِلَى عَبْدِي هَذَا يُؤَذِّنُ وَيُقِيمُ الصَّلاَةَ يَخَافُ مِنِّي، فَقَدْ غَفَرْتُ لِعَبْدِي وَأَدْخَلْتُهُ الْجَنَّةَ»
“Tuhan kalian takjub terhadap penggembala kambing di puncak bukit([2]) di gunung, dia adzan shalat lalu shalat. Maka Allah ﷻ berfirman, ‘Lihatlah oleh kalian hamba-Ku ini, dia adzan, lalu mendirikan shalat, dia takut kepada-Ku. Maka sungguh aku telah berikan ampunan untuk hamba-Ku, dan Aku masukkan dia ke dalam sorga.”([3])
(Diambil dari kitab Mukaffiraatu adz-Dzunuubi wal Khathaayaa Wa Asbaabul Maghfirati Minal Kitaabi Was Sunnah oleh DR. Sa’id bin ‘Aliy bin Wahf al-Qahthaniy, alih bahasa oleh Abu Rofi’ Muhammad Syahri)
_____________________________________
Footnote:
([1]) An-Nasa`iy dalam Kitaab al-Adzaan, Bab Meninggikan Suara Dengan Adzan, 2/13, no. 646; Ahmad, 30/466 no. 18506, al-Mundziri berkata di dalam at-Targhiib wa at-Tarhiib 1/243, ‘Diriwayatkan oleh Ahmad dan an-Nasa`iy dengan sanad hasan shahih.’ Dan dishahihkan oleh al-Albaniy dalam Shahiih at-Targhiib wa at-Tarhiib, 1/99.
([2]) Syazhiyah, adalah potongan yang terpotong dari gunung, dan tidak terpisah darinya. Lihat an-Nihaayah Fii Ghariibi al-Hadiits milik Ibnul Atsiir, bab huruf syiin bersama zhaa` 1/71.
([3]) Abu Dawud, Kitaab as-Shalaat, Bab Adzan Di Dalam Safar, 2/4 no. 1203; an-Nasa`iy, Kitaab al-Adzaan, Bab Adzan Bagi Orang Yang Shalat Sendirian, 2/20 no. 666; dishahihkan oleh al-Albaniy di dalam Shahiih at-Targhiib wa at-Tarhiib 1/102 dan Silsilah al-Ahaadiits as-Shahiihah no. 41.