Penghapus Dosa Dari As-Sunnah as-Shahiihah (6) Menyempurnakan wudhu` lalu shalat dua rakaat

 

Dengan menyempurnakan wudhu` lalu shalat dua rakaat setelahnya, Allah akan mengampuni dosa-dosa yang telah berlalu:

 

18-1. Dari Humran Maula ‘Utsman bin ‘Affan, bahwa dia pernah melihat ‘Utsman meminta diambilkan air wudhu`. Keudian ia tuangkan air itu pada kedua tangannya dari wadah, lalu membasuhnya tiga kali, kemudian dia masukkan tangan kanannya ke dalam tempat air wudhu`, kemudian dia berkumur, beristinsyaq dan beristintsar. Kemudian dia membasuh wajahnya tiga kali, kedua tangannya hingga kedua siku tiga kali, lalu mengusap kepalanya. Kemudian dia membasuh masing-masing kaki tiga kali. Kemudian dia berkata, ‘Aku pernah melihat Nabi ﷺ berwudhu` seperti wudhu`ku ini, lalu beliau bersabda,

 

«مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَا يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ غَفَرَ اللهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ»

 

“Barangsiapa berwudhu` seperti wudhu`ku ini, kemudiaan dia shalat dua rakaat, tidak berbicara dengan dirinya sendiri di dalam kedua rakaat tersebut, maka Allah akan mengampuni apa yang telah berlalu dari dosanya.”([1])

 

19-2. Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallaahu ‘anhu dia berkata, ‘Dulu kami memiliki kewajiban untuk menggembalakan onta, kemudian datanglah giliranku lalu onta-onta itu saya kembalikan di sore hari. Saat itu saya mendapati Rasulullah ﷺ sedang berdiri berbicara kepada manusia. Saya dapati di antara sabda beliau ﷺ,

 

«مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَتَوَضَّأُ فَيُحْسِنُ وُضُوءَهُ، ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ، مُقْبِلٌ عَلَيْهِمَا بِقَلْبِهِ وَوَجْهِهِ، إِلاَّ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ»

 

“Tidak ada di antara seorang muslimpun yang berwudhu`, lalu dia perbagusi wudhu`nya, kemudian dia berdiri shalat dua rakaat, menghadapkan wajah dan hatinya pada kedua rakaat tersebut, melainkan wajib baginya sorga.”

 

Dia berkata, ‘Maka saya katakan, ‘Betapa bagusnya ini. Ternyata kemudian berkatalah seseseorang di hadapanku, dia berkata, ‘Yang sebelumnya lebih bagus lagi.’ Sayapun melihat, dan ternyata dia adalah ‘Umar, dia berkata, ‘Sesungguhya aku melihatmu baru saja datang. Beliau bersabda,

 

«مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُبْلِغُ – أَوْ فَيُسْبِغُ – الْوُضُوءَ ثُمَّ يَقُولُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، إِلاَّ فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ»

 

“Tiada seorangpun di antara kalian yang berwudhu, lalu dia sempurnakan wudhu`nya, kemudian dia mengucapkan, ‘Asyhadu allaa ilaaha illallaah wa anna muhammadan ‘abdullahi wa rasuulihi (aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah), melainkan dibukakan untuknya kedepalan pintu-pintu sorga, dia akan memasukinya darimana saja dia suka.”([2])

 

(Diambil dari kitab Mukaffiraatu adz-Dzunuubi wal Khathaayaa Wa Asbaabul Maghfirati Minal Kitaabi Was Sunnah oleh DR. Sa’id bin ‘Aliy bin Wahf al-Qahthaniy, alih bahasa oleh Abu Rofi’ Muhammad Syahri)

_____________________________________

Footnote:

([1]) Dikeluarkan oleh al-Bukhari dalam Kitaabul Wudhu`, Bab Berkumur Di Dalam Berwudhu`, no. 164; Muslim dalam Kitaabu at-Thahaarah, Bab Sifat Wudhu` Dan Kesempurnaannya, no. 226.

([2]) Dikeluarkan oleh Muslim dalam at-Thahaarah, Bab Dzikir Yang Disunnahkan Selepas Wudhu`. No. 234.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *