Menyempurnakan wudhu` sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah akan menghapus kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa.
15-1. Dari ‘Amr bin ‘Abasah as-Sulamiy radhiyallaahu ‘anhu, dan di dalamnya…. Maka saya berkata, ‘Wahai Nabi Allah, tentang wudhu`, ceritakanlah kepada saya tentangnya. Maka beliau ﷺ bersabda,
«مَا مِنْكُمْ رَجُلٌ يُقَرِّبُ وَضُوءَهُ فَيَتَمَضْمَضُ وَيَسْتَنْشِقُ فَيَنْتَــثِـرُ إِلاَّ خَرَّتْ خَطَايَا وَجْهِهِ وَفِيهِ وَخَيَاشِيمِهِ، ثُمَّ إِذَا غَسَلَ وَجْهَهُ كَمَا أَمَرَهُ اللهُ إِلاَّ خَرَّتْ خَطَايَا وَجْهِهِ مِنْ أَطْرَافِ لِحْيَتِهِ مَعَ الْمَاءِ، ثُمَّ يَغْسِلُ يَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ إِلاَّ خَرَّتْ خَطَايَا يَدَيْهِ مِنْ أَنَامِلِهِ مَعَ الْمَاءِ، ثُمَّ يَمْسَحُ رَأْسَهُ إِلاَّ خَرَّتْ خَطَايَا رَأْسِهِ مِنْ أَطْرَافِ شَعْرِهِ مَعَ الْمَاءِ، ثُمَّ يَغْسِلُ قَدَمَيْهِ إِلَى الْكَعْبَيْنِ إِلاَّ خَرَّتْ خَطَايَا رِجْلَيْهِ مِنْ أَنَامِلِهِ مَعَ الْمَاءِ، فَإِنْ هُوَ قَامَ فَصَلَّى فَحَمِدَ اللهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ وَمَجَّدَهُ بِالَّذِى هُوَ لَهُ أَهْلٌ وَفَرَّغَ قَلْبَهُ لِلهِ إِلاَّ انْصَرَفَ مِنْ خَطِيئَتِهِ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ»
“Tiadalah seorangpun di antara kalian yang mendekatkan air wudhu`nya, lalu berkumur, beristinsyaq kemudian beristintsar melainkan berguguranlah kesalahan-kesalahan wajahnya, mulutnya, dan lobang pernafasanya. Kemudian jika dia membasuh wajahnya sebagaimana yang Allah perintahkan, melainkan berguguranlah kesalahan-kesalahan wajahnya dari ujung-ujung jenggotnya bersamaan dengan (jatuhnya) air. Kemudian dia membasuh kedua tangannya, melainkan berguguranlah kesalahan-kesalahan kedua tangannya dari ujurng-ujung jarinya bersamaan dengan (jatuhnya) air. Kemudian dia mengusap kepalanya, melainkan berguguranlah kesalahan-kesalahan kepalanya dari ujung-ujung rambutnya bersamaan dengan (jatuhnya) air. Kemudian dia membasuh kedua kakinya hingga ke kedua mata kaki, melainkan berguguranlah kesalahan-kesalahan kedua kakinya dari ujung-ujung jari kakinya bersamaan dengan (jatuhnya) air. Maka jika dia berdiri lantas memuji, memuja, dan menyanjung-Nya dengan sanjungan yang memang Dia berhak mendapatkannya, sementara hatinya di dedikasikan untuk Allah, melainkan dia meninggalkan dosanya seperti keaadaannya pada hari dia dilahirkan oleh ibunya.”
‘Umar bin ‘Abasah menceritakan hadits ini kepada Abu Umamah, sahabat rasulullah ﷺ, lantas Abu Umamah berkata kepadanya, ‘Wahai ‘Amr bin ‘Abasah, lihatlah kepada apa yang kamu ucapkan, di dalam satu tempat laki-laki tersebut diberi hal ini? Maka ‘Amr berkata, ‘Wahai Abu Umamah, sungguh usiaku telah tua, tulangku telah rapuh, ajalkupun sudah mendekat, aku tidak punya hajat untuk berdusta atas nama Allah, dan atas nama Rasulullah; seandainya aku tidak pernah mendengarnya dari Rasulullah ﷺ kecuali sekali atau dua kali atau tiga kali – hingga ia menghitung sampai tujuh kali- aku tidak akan menceritakannya selamanya, akan tetapi aku mendengarnya lebih dari itu.”([1])
16-2. Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, dan dia merafa’kannya,
«إِذَا تَوَضَّأَ الْعَبْدُ الْمُسْلِمُ أَوِ الْمُؤْمِنُ فَغَسَلَ وَجْهَهُ خَرَجَ مِنْ وَجْهِهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ نَظَرَ إِلَيْهَا بِعَيْنَيْهِ مَعَ الْمَاءِ، أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ، فَإِذَا غَسَلَ يَدَيْهِ خَرَجَ مِنْ يَدَيْهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ كَانَ بَطَشَتْهَا يَدَاهُ مَعَ الْمَاءِ، أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ، فَإِذَا غَسَلَ رِجْلَيْهِ خَرَجَتْ كُلُّ خَطِيئَةٍ مَشَتْهَا رِجْلاَهُ مَعَ الْمَاءِ، أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ، حَتَّى يَخْرُجَ نَقِيًّا مِنَ الذُّنُوبِ»
“Jika seorang hamba muslim atau mukmin berwudhu`, lalu dia membasuh wajahnya, keluarlah dari wajahnya segala dosa yang dia pernah melihatnya dengan kedua matanya bersamaan dengan air, atau bersamaan dengan akhir tetesan air; jika dia membasuh kedua tangannya, maka keluarlah setiap dosa yang kedua tangannya telah melakukannya bersamaan dengan air, atau bersamaan dengan akhir tetesan air; jika dia membasuh kedua kakinya, maka keluarlah segala dosa yang kedua kakinya melangkah kepadanya bersamaan dengan air, atau bersamaan dengan akhir tetesan air, hingga dia keluar dalam keadaan bersih dari dosa-dosa.”([2])
17-3. Dari ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata, ‘Rasulullah ﷺ bersabda,
« مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ خَرَجَتْ خَطَايَاهُ مِنْ جَسَدِهِ حَتَّى تَخْرُجَ مِنْ تَحْتِ أَظْفَارِهِ »
“Barangsiapa berwudhu`, lalu dia memperbagusi wudhu`nya, maka keluarlah dosa-dosanya dari tubuhnya hingga keluar dari balik kuku-kukunya.”([3])
(Diambil dari kitab Mukaffiraatu adz-Dzunuubi wal Khathaayaa Wa Asbaabul Maghfirati Minal Kitaabi Was Sunnah oleh DR. Sa’id bin ‘Aliy bin Wahf al-Qahthaniy, alih bahasa oleh Abu Rofi’ Muhammad Syahri)
_____________________________________
Footnote:
([1]) Dikeluarkan oleh Imam Muslim, Kitab Shalaatul Musafiriin Wa Qashruha, Bab Keislaman ‘Amr bin ‘Abasah, no. 832.
([2]) Dikeluarkan oleh Imam Muslim dalam Kitaab at-Thahaarah, Bab Keluarnya Dosa-Dosa Bersamaan Dengan Air Wudhu`, no. 244. Dan telah dikeluarkan juga oleh Imam Muslim dekat darinya dalam Kitaab Shalaatil Musaafirinn Wa Qashruha, Bab Keislaman ‘Amr bin ‘Abasah, no. 832.
([3]) Dikeluarkan oleh Imam Muslim dalam Kitaab at-Thahaarah, Bab Keluarnya Dosa-Dosa Bersamaan Dengan Air Wudhu`, no. 245.