Dengannya dosa-dosa dihapus, derajat ditinggikan, dan kesalahan diampuni.
5-1. Dari ‘Ubaadah radhiyallaahu ‘anhu dari Nabi ﷺ, beliau bersabda,
«مَنْ شَهِدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ، وَرُوحٌ مِنْهُ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ أَدْخَلَهُ اللهُ الْجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ مِنْ الْعَمَلِ»
“Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, dengan meng-Esa-kan-Nya, tiada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, dan bahwa Isa adalah hamba Allah dan utusan-Nya, serta kalimat-Nya yang Dia lemparkan kepada Maryam, dan ia adalah Ruh dari sisi-Nya, serta sorga adalah haq, neraka adalah haq, maka Allah akan memasukkannya ke dalam sorga betapapun keberadaan amalnya.”
Al-Walid berkata, bercerita kepadaku Ibnu Jabir, dari ‘Umair dari Junadah, dan ia menambah,
«مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةِ أَيَّهَا شَاءَ»
“Dari kedelapan pintu sorga yang mana saja yang dia suka.”([1])
6-2. Dari ‘Utban radhiyallaahu ‘anhu, dan di dalamnya Rasulullah ﷺ bersabda,
«فَإِنَّ اللهَ قَدْ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ يَبْتَغِى بِذَلِكَ وَجْهَ اللهِ»
“Maka sesungguhnya Allah telah mengharamkan neraka bagi orang yang telah mengucapkan laa ilaaha illallaah, dengannya dia mencari wajah Allah.”([2])
7-3. Dari Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata, ‘Aku pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda,
«قَالَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيكَ وَلاَ أُبَالِي، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ، وَلاَ أُبَالِي، يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا، ثُمَّ لَقِيتَنِي لاَ تُشْرِكُ بِي شَيْئًا لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً»
“Allah ﷻ berfirman, ‘Wahai anak Adam, sesungguhnya Engkau, selagi Engkau berdo’a dan berharap kepada-Ku, maka Aku akan mengampunimu betapapun keadaan yang ada pada dirimu, dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu mencapai awan di langit, kemudian Engkau memohon ampunan kepada-Ku, maka Aku akan mengampunimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, seandainya Engkau mendatangi-Ku dengan kesalahan sepenuh bumi, kemudian Engkau menemui-Ku tidak mensekutukan Aku dengan sesuatupun, maka Aku akan mendatangkan kepadamu ampunan sepenuh bumi pula.”([3])
(Diambil dari kitab Mukaffiraatu adz-Dzunuubi wal Khathaayaa Wa Asbaabul Maghfirati Minal Kitaabi Was Sunnah oleh DR. Sa’id bin ‘Aliy bin Wahf al-Qahthaniy, alih bahasa oleh Abu Rofi’ Muhammad Syahri)
_____________________________________
Footnote:
([1]) HR. Al-Bukhari, Kitaab Hadits-Hadits Para Nabi, bab firman Allah ﷻ [يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا عَلَى اللهِ إِلَّا الْحَقَّ] no. 3435, dan lafaz miliknya; Muslim, Kitaabul Iimaan, bab Dalil Bahwa Orang Yang Mati Diatas Tauhid Akan Masuk Sorga Secara Pasti, no. 28.
([2]) Dikeluarkan oleh al-Bukhari, Kitab as-Shalat, Bab Masjid-Masjid di Dalam Rumah-Rumah, no. 425; Muslim, Kitaab al-Masaajid, Bab Keringanan dalam Meninggalkan Shalat Berjama’ah Karena Udzur, no. 657.
([3]) Dikeluarkan oleh at-Tirmidzi, Kitaab Do’a Do’a Dari Rasulullah ﷺ, Bab Abdullah bin Ishaq Menceritakan Kepada Kami, no. 3540, dan dia berkata, ‘Hasan gharib.’; ad-Dhiya` al-Maqdisiy dalam al-Mukhtaarah, 2/249, no. 1572, dan dia berkata ‘Sanadnya shahih.’ Kedua-duanya dari Anas radhiyallaahu ‘anhu. Dishahihkan oleh al-Albaniy dalam Silsilatu al-Ahaadiits as-Shahiihah, no. 127, 128.