Taubat Nasuha Akan Menghapus Segala Dosa Dan Kesalahan.
147-1. Dari Abu ‘Ubaidah, dari ‘Abdillah radhiyallaahu ‘anhu, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda,
«التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ»
“Orang yang bertaubat dari dosa, adalah seperti orang yang tidak ada dosa baginya.”([1])
148-2. Dari Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata, ‘Rasulullah ﷺ bersabda,
«لَلهُ أَشَدُّ فَرَحًا بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ حِينَ يَتُوبُ إِلَيْهِ مِنْ أَحَدِكُمْ كَانَ عَلَى رَاحِلَتِهِ بِأَرْضِ فَلاَةٍ، فَانْفَلَتَتْ مِنْهُ وَعَلَيْهَا طَعَامُهُ وَشَرَابُهُ، فَأَيِسَ مِنْهَا، فَأَتَى شَجَرَةً فَاضْطَجَعَ فِى ظِلِّهَا، قَدْ أَيِسَ مِنْ رَاحِلَتِهِ، فَبَيْنَا هُوَ كَذَلِكَ، إِذَا هُوَ بِهَا قَائِمَةً عِنْدَهُ، فَأَخَذَ بِخِطَامِهَا ثُمَّ قَالَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ: اللَّهُمَّ أَنْتَ عَبْدِى وَأَنَا رَبُّكَ. أَخْطَأَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ»
“Sungguh Allah benar-benar lebih bergembira dengan taubatnya hamba-Nya saat dia bertaubat kepada-Nya dari kegembiraan salah seorang dari kalian, yang dia berada di atas kendaraannya di bumi padang pasir, lalu kendaraannya terlepas darinya, sementara di atas kendaraannya itu ada makanan dan minumannya. Maka iapun putus asa darinya, lantas mendatangi sebuah pohon kemudian berbaring di bawah naungannya. Sungguh dia telah putus asa terhadap kendaraannya. Maka disaat dia dalam keadaan demikian, tiba-tiba kendaraannya berdiri di sisinya, lalu dia mengambil tali kekangnya, kemudian dia berkata, karena sangat bergembira, ‘Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah hambaku dan aku adalah Tuhan-Mu.’ Dia salah berbicara karena sangat gembira.”([2])
149-3. Dari Abu Burdah, dari seorang laki-laki dari kalangan para sahabat Nabi ﷺ, dia berkata,
‘Rasulullah ﷺ bersabda,
«يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ، فَإِنِّي أَتُوبُ إِلَى اللهِ، وَأَسْتَغْفِرُهُ فِي كُلِّ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ»، فَقُلْتُ لَهُ: اللهُمَّ إِنِّي أَسْتَغْفِرُكَ، اللهُمَّ إِنِّي أَتُوبُ إِلَيْكَ: اثْنَتَانِ أَمْ وَاحِدَةٌ ؟ فَقَالَ: «هُوَ ذَاكَ» أَوْ نَحْوَ هَذَا»
“Wahai manusia, bertaubatlah kalian kepada Allah, dan mohon ampunlah kalian kepada-Nya, karena sesungguhnya aku bertaubat kepada Allah, dan memohon ampun kepadanya setiap harinya seratus kali.” Maka aku katakan kepadanya, ‘Ya Allah, sesungguhnya aku memohon ampun kepada-Mu, ya Allah sesungguhnya aku bertaubat kepada-Mu; itu dua hal atau satu hal? Maka beliau bersabda, ‘Ia seperti itu, atau semisal ini.”([3])
150-4. Dari Ibnu ‘Umar radhiyallaahu ‘anhuma, dia berkata, ‘Sesungguhnya kami benar-benar menghitung bagi Rasulullah ﷺ di dalam satu majelis yang satu, seratus kali beliau membaca,
«رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ» وفي رواية الترمذي: «التَّوَّابُ الْغَفُورُ»
“Ya Tuhanku, ampunilah aku, terimalah taubatku, sesungguhnya engkau adalah Dzat Yang Maha Menerima Taubat, lagi Maha Menyayangi.” Dan di dalam sebuah riwayat at-Tirmidzi, ‘Yang Maha menerima taubat, lagi Maha Mengampuni.”([4])
(Diambil dari kitab Mukaffiraatu adz-Dzunuubi wal Khathaayaa Wa Asbaabul Maghfirati Minal Kitaabi Was Sunnah oleh DR. Sa’id bin ‘Aliy bin Wahf al-Qahthaniy, alih bahasa oleh Abu Rofi’ Muhammad Syahri)
_____________________________________
Footnote:
([1]) Dikeluarkan oleh Ibnu Majah, Kitaab az-Zuhd, Bab Mengingat Dosa-Dosa, no. 4250; at-Thabraniy 10/150, no. 10281; al-Baihaqiy, 10/154, no. 20348; al-Qudha’iy, 1/97, no. 108; al-Albaniy berkata di dalam Shahiih at-Targhiib wa at-Tarhiib, 3/122, no. 3145, ‘Hasan lighairihi… diriwayatkan oleh Ibnu Majah, dan at-Thabraniy, masing-masing dari riwayat Abu ‘Ubaidah bin ‘Abdillah bin Mas’ud dari bapaknya, dan dia tidak pernah mendengar darinya, dan para perawi at-Thabraniy adalah para perawi as-Shahiih.
([2]) Al-Bukhari, Kitaab ad-Da’awaat, Bab Taubat, no. 6309; Muslim, Kitaab at-Taubah, Bab Dorongan Untuk Bertaubat, Dan Berbahagia Dengannya, no. 2747.
([3]) Ahmad, 30/225, no. 18293; dan bagian pertamanya ada pada riwayat Muslim, Kitaab adz-Dzikir wa ad-Du’aa wa al-Istighfaar, no. 2702; Ibnu Abi Syaibah, 10/299; para pentahqiiq al-Musnad, 30/225 berkata, ‘Sanadnya shahih menurut syarat Muslim, dan telah datang dengan menjelaskan siapa para sahabat beliau di dalam kedua hadits yang sebelumnya, ia adalah al-A’azuy bin Yasaar al-Muzaniy.”
([4]) Abu Dawud, Kitaab al-Witri, Bab Istighfar, no. 1516; at-Tirmidzi, Kitaab ad-Da’awaat, Bab Apa Yang Dibaca Jika Berdiri Dari Majelis, no. 3434; Ahmad dengan lafazh at-Tirmidzi, 8/350, no. 4726; Ibnu Abi Syaibah, 10/297, no. 30056, dishahihikan oleh al-Albaniy dalam Silsilah al-Ahaadiits as-Shahiihah, no. 556.