Nifas: adalah darah mengalir yang disebabkan oleh melahirkan.
Tidak ada batasan sedikit maupun banyaknya akan tetapi jika berlangsung terus, maka itu adalah darah yang rusak. Dan kebanyakan darah nifas ini selama 40 hari. Jika lebihdari 40 hari dan dia memiliki kebiasaan putusnya darah tersebut, maka dia menunggu sampai terputus, jika tidak dia mandi saat sempurna 40 hari dikarenakan itulah yang banyak terjadi. Kecuali jika bertepatan dengan masa haidh, maka dia meninggalkan shalat dan puasa sehingga terputus.
Dan jika berlangsung terus, maka itu adalah darah istihadhah dan merujuk kepada hukum-hukum istihadhah yang terdahulu. Dan seandainya dia suci dengan terputusnya darah yang keluar darinya maka dia telah suci sekalipun sebelum sempurna 40 hari, maka dia harus mandi, berpuasa, dan (boleh bagi) suaminya untuk menggaulinya.
Dan tidak ditetapkan hukum nifas kecuali jika dia telah meletakkan (melahirkan) kandungannya yang jelas didalamnya terdapat bentuk Manusia, dan jika tidak, maka darahnya bukanlah darah nifas, akan tetapi darah kotor dan berlaku untuknya hukum istihadhah.
Dan masa (hitungan) paling sedikit yang jelas didalamnya terdapat bentuk manusia adalah 80 hari dari awal hamil, dan kebanyakan adalah 90 hari.
Hukum-hukum nifas seperti hukum-hukum haidh kecuali apa yang ada berikut ini:
- Masa ‘iddah : dihitung berdasarkan haidh, dikarenakan jika talaq jatuh sebelum melahirkan maka selesailah masa iddah dengan melahirkan tidak dengan selesainya nifas. Dan jika talaq jatuh setelah melahirkan maka menunggu datangnya haidh dan ber’iddah
- Masa Baligh: didapatkan dengan haidh tidak dengan melahirkan.
(Diambil dari kitab Mas-uuliyaatul Mar-ah al-Muslimah, Syaikh DR. Abdullah bin Jarullah al-Jaarullah, di alih bahasakan oleh Muhammad Syahri)