Mereka Yang Dirahmati (14) Mereka Yang Beramar Ma’ruf Nahi Munkar

 

Allah azza wa jalla berfirman:

 

وَٱلمُؤمِنُونَ وَٱلمُؤمِنَٰتُ بَعضُهُم أَولِيَآءُ بَعضٍ يَأمُرُونَ بِٱلمَعرُوفِ وَيَنهَونَ عَنِ ٱلمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَيُطِيعُونَ ٱللهَ وَرَسُولَهُۥٓۚ أُوْلَٰٓئِكَ سَيَرحَمُهُمُ ٱللَّهُۗ إِنَّ ٱللهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ  ٧١

 

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. At-Taubah: 71)

 

Firman-Nya [يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ] “mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar” sebagaimana Dia subhaanahu wata’aalaa berfirman:

 

وَلتَكُن مِّنكُم أُمَّةٌ يَدعُونَ إِلَى ٱلخَيرِ وَيَأمُرُونَ بِٱلمَعرُوفِ وَيَنهَونَ عَنِ ٱلمُنكَرِ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلمُفلِحُونَ  ١٠٤

 

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali ‘Imran: 104)

 

Dan firman-Nya [وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ] “dan mereka mendirikan shalat serta membayar zakat” maksudnya: mereka mentaati Allah lagi berbuat baik kepada makhluq-Nya [وَيُطِيعُونَ اللهِ وَرَسُولَهُ] “dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya” yaitu dalam perkara yang diperintahankan dan dalam meninggalkan perkara yang dilarang dan diberikan peringatan, [أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللهُ] “mereka orang-orang yang Allah akan merahmati mereka” yaitu Allah akan merahmati orang yang bersifat dengan sifat-sifat ini. [إِنَّ اللهِ عَزِيزٌ حَكِيمٌ] “sesungguhnya Allah Maha Perkasa (Mulia) lagi Maha Bijaksana” [عَزِيزٌ] (Maha Mulia), (bahwa) orang yang mentaati-Nya maka Allah akan memuliakannya, dikarenakan kemulian adalah milik Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman. [حَكِيمٌ] “Maha Bijaksana” dalam pembagian-Nya terhadap sifat-sifat ini kepada mereka, dan pengkhususan-Nya bagi orang-orang munafiq dengan sifat-sifat mereka yang telah berlalu. Maka sesungguhnya segala kebijaksanaan dalam segala perkara yang diperbuat-Nya adalah miliknya tabaaroka wa ta’aalaa. ([1])

 

(30 Sababn Li Tanaali Rahmatillaahi Ta’aalaa, Abu Abdirrahman Sulthan ‘Aliy, alih bahasa Muhammad Syahri)

________________________________________

Footnote:

([1]) Tafsir Ibnu Katsir (4/175)

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *