Mengharapkan Pahala Akhirat Dalam Membaca Al-Qur’an

Oleh: al-Ustadz Muslim al-Atsariy hafizhahullah

 

HADITS JABIR BIN ABDILLAH radhiyallaahu ‘anhu

 

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، قَالَ: خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ نَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَفِينَا الْأَعْرَابِيُّ وَالْأَعْجَمِيُّ، فَقَالَ: «اقْرَءُوا فَكُلٌّ حَسَنٌ وَسَيَجِيءُ أَقْوَامٌ يُقِيمُونَهُ كَمَا يُقَامُ الْقِدْحُ يَتَعَجَّلُونَهُ وَلَا يَتَأَجَّلُونَهُ»

 

Dari Jabir bin Abdullah radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata; Rasulullah ﷺ keluar menemui kami, ketika itu kami sedang membaca Al Qur’an, sedangkan di antara kami ada seorang arab Badui dan orang non Arab, maka beliau bersabda: “Bacalah (Al-Qur’an), semua pembaca bagus. Akan datang suatu kaum yang membaca dengan berlebihan, meluruskannya sebagaimana anak panah diluruskan, namun mereka mencari balasan yang disegerakan (materi-duniawi) dan mereka tidak mengharap pahala yang ditangguhkan (di akhirat).”([1])

 

HADITS SAHL BIN SA’AD AS-SAA’IDIY radhiyallaahu ‘anhu

 

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ، قَالَ: خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا وَنَحْنُ نَقْتَرِئُ، فَقَالَ: «الْحَمْدُ لِلهِ كِتَابُ اللهِ وَاحِدٌ، وَفِيكُمُ الْأَحْمَرُ وَفِيكُمُ الْأَبْيَضُ وَفِيكُمْا لْأَسْوَدُ، اقْرَءُوهُ قَبْلَ أَنْ يَقْرَأَهُ أَقْوَامٌ يُقِيمُونَهُ كَمَا يُقَوَّمُ السَّهْمُ يُتَعَجَّلُ أَجْرُهُ وَلَا يُتَأَجَّلُهُ»

 

Dari Sahl bin Sa’ad As-Sa’idiy radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata; Rasulullah ﷺ suatu hari menemui kami, ketika kami sedang membaca Al Qur’an, lalu beliau bersabda: “Segala puji bagi Allah, kitab Allah hanya satu, padahal di antara kalian ada yang berkulit merah, putih dan hitam. Bacalah Al-Qur’an, sebelum dibaca oleh suatu kaum, mereka membacanya dengan berlebihan meluruskannya sebagaimana anak panah di luruskan,  mereka mengharap pahalanya disegerakan di dunia, dan tidak mengharap pahala yang ditangguhkan di akhirat.”([2])

 

FAWAID HADITS:

 

Ada beberapa faedah yang bisa kita ambil dari hadits ini, antara lain:

 

1- Rasulullah ﷺ mendorong para sahabat agar selalu bersemangat membaca Al-Qur’an.

 

2- Agama Islam dan kitab suci Al-Qur’an menyatukan manusia. Di antara sahabat Nabi ada yang dari kalangan bangsa Arab kota, Arab Badui dan non Arab, dengan warna kulit yang berbeda-beda.

 

3- Kewajiban membaca Al-Qur’an dengan ikhlas dan mengharapkan pahala Alloh di akhirat.

 

4- Berusaha membaca Al-Qur’an dengan tartil (perlahan dan jelas) dan tajwid (baik), namun tidak perlu berlebihan.

 

5- Tidak boleh membaca Al-Qur’an dengan niat mencari harta dunia.

 

6- Keutamaan Salaf umat ini, dan keburukan-keburukan yang akan muncul pada akhir umat ini.

 

7- Berita Nabi ﷺ tentang kejadian yang akan terjadi, kemudian terjadi sebagaimana beliau beritakan. Yaitu adanya orang-orang yang mencari dunia dengan bacaan Al-Qur’an.

 

Inilah sedikit penjelasan tentang hadits yang agung ini. Semoga Alloh ﷻ selalu memudahkan kita untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Dan selalu membimbing kita di atas jalan kebenaran menuju Sorga-Nya yang penuh kebaikan.([3])

__________________

Footnote:

([1])  HR. Abu Dawud, no. 830; Ahmad, no. 15273; Al-Baihaqi di dalam Syu’abul Iman, no. 2399. Dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Ash-Shohihah, no. 259

([2])       HR. Abu Dawud, no. 831; Ibnu Hibban, no. 760, 6725. Syaikh Al-Albani berkata: “Hasan shohih

([3])  Sragen, Rabu Bakda Zhuhur, 20-Dzulqo’dah-1442 H / 30-Juni-2021

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *