Allah ﷻ berfirman,
وَٱستَعِينُواْ بِٱلصَّبرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلخَٰشِعِينَ ٤٥ ٱلَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَٰقُواْ رَبِّهِم وَأَنَّهُم إِلَيهِ رَٰجِعُونَ ٤٦
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.” (QS. Al-Baqarah: 45-46)
Ibnu Katsir rahimahullaah berkata dalam Tafsir-nya, “Mohonlah pertolongan untuk mencari Akhirat dengan kesabaran atas segala kewajiban dan shalat.” Dia juga berkata, ‘Sesungguhnya shalat adalah pertolongan yang terbesar untuk teguh dalam setiap urusan.”
Dari Huzhaifah radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata,
كَانَ إِذَا حَزَبَهُ أَمْرٌ صَلَّى
‘Jika Nabi ﷺ tertimpa sebuah urusan yang menyusahkan, maka beliau melakukan shalat.” ([1])
Inilah shalat yang hakiki. Shalat yang dengannya seorang hamba menyandarkan diri dan meminta perlindungan dari kesempitan, kesedihan, kegelisahan, dan kegundahan, sehingga dia merasakan bantuan dan merasa bahwa dia telah mendapatkan keteguhan dari Allah ﷻ, Pemilik Langit dan bumi. Maka dia melangkahi dunianya dengan keselamatan, melangkah dengan keridhaan Allah ﷻ, dan beruntung dengan Sorga yang luasnya seluas langit dan bumi.
Bukankah Nabi ﷺ telah bersabda,
«أَقْرَبُ مَا يَكُوْنُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ، فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ»
“Keadaan seorang hamba yang paling dekat terhadap Rabb-nya adalah tatkala dia dalam keadaan sujud. Maka perbanyaklah berdo’a (di dalamnya).”([2])
Marilah kita memohon pertolongan dengan berdo’a di dalam sujud, dan marilah kita berdo’a dengan sepenuh hati kepada Allah ﷻ. Marilah kita tunduk kepada-Nya agar Dia melepaskan segala kesempitan dan mendatangkan kebaikan dunia dan Akhirat kepada kita.
Masih terngiang di telinga kita tentang kisah seorang sahabat yang meminta Nabi ﷺ agar dia bisa menemani beliau di Sorga. Apa yang beliau wasiatkan kepadanya? Bagaimana beliau memberinya petunjuk? Dan apa yang beliau katakan kepadanya?
«فَأَعِنِّي عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ»
“Maka bantulah aku atas dirimu dengan memperbanyak sujud.” ([3])
Sesungguhnya beliau memberinya petunjuk untuk memperbanyak sujud, agar terealisasi hajatnya yang agung dan cita-citanya yang tinggi.
(Dialih bahasakan oleh Muhammad Syahri dari kitab as-Shalaat Wa Atsaruhaa Fi Ziyaadatil Iimaan Wa Tahdziibin Nafsi, Syaikh Husain al-‘Awayisyah)
_____________________
Footnote:
([1]) HR. Ahmad dalam Musnadnya, dan Abu Dawud, dari Shahiihul Jaami’, no. 4579.
([2]) HR. Imam Muslim dan yang lainnya.
([3]) Telah disebutkan keseluruhannya dalam kitab ini pada Bab Keutamaan Shalat dan Penghapusannya Terhadap Kesalahan-Kesalahan Serta Keburukan-Keburukan..