Malaikat Turun Dari Langit Karena Bacaan Al-Qur’an

Hadits-Hadits Fadhoil al-Qur`an (38)  Malaikat Turun Dari Langit Karena Bacaan Al-Qur’an

 

Oleh: al-Ustadz Muslim al-Atsariy hafizhahullahu

HADITS AL-BAROO’ BIN ‘AAZIB radhiyallaahu ‘anhuma 

 

عَنِ البَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَرَأَ رَجُلٌ الكَهْفَ، وَفِي الدَّارِ الدَّابَّةُ، فَجَعَلَتْ تَنْفِرُ، فَسَلَّمَ، فَإِذَا ضَبَابَةٌ، أَوْ سَحَابَةٌ غَشِيَتْهُ، فَذَكَرَهُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: «اقْرَأْ فُلاَنُ، فَإِنَّهَا السَّكِينَةُ نَزَلَتْ لِلْقُرْآنِ، أَوْ تَنَزَّلَتْ لِلْقُرْآنِ»

 

Dari Al-Baroo’ bin ‘Azib radhiyallaahu ‘anhuma, “Ada seorang laki-laki yang membaca surah Al-Kahfi, di dalam rumahnya ada hewan (yakni kuda), hewan itu mulai berlarian. Lalu dia memohon keselamatan (kepada Allah), ternyata ada awan yang menutupinya. Kemudian dia menceritakan hal itu kepada Nabi ﷺ. Maka beliau bersabda: “Bacalah terus wahai Fulan, sesungguhnya itu adalah Sakinah (malaikat) yang turun karena (bacaan) Al-Qur’an atau turun berangsur-angsur karena (bacaan) Al-Qur’an”.([1])

 

HADITS USAID BIN KHUDHOIR radhiyallaahu ‘anhu

 

عَنْ أُسَيْدِ بْنِ حُضَيْرٍ، قَالَ: بَيْنَمَا هُوَ يَقْرَأُ مِنَ اللَّيْلِ سُورَةَ البَقَرَةِ، وَفَرَسُهُ مَرْبُوطَةٌ عِنْدَهُ، إِذْ جَالَتِ الفَرَسُ فَسَكَتَ فَسَكَتَتْ، فَقَرَأَ فَجَالَتِ الفَرَسُ، فَسَكَتَ وَسَكَتَتِ الفَرَسُ، ثُمَّ قَرَأَ فَجَالَتِ الفَرَسُ فَانْصَرَفَ، وَكَانَ ابْنُهُ يَحْيَى قَرِيبًا مِنْهَا، فَأَشْفَقَ أَنْ تُصِيبَهُ فَلَمَّا اجْتَرَّهُ رَفَعَ رَأْسَهُ إِلَى السَّمَاءِ، حَتَّى مَا يَرَاهَا، فَلَمَّا أَصْبَحَ حَدَّثَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: «اقْرَأْ يَا ابْنَ حُضَيْرٍ، اقْرَأْ يَا ابْنَ حُضَيْرٍ» قَالَ: فَأَشْفَقْتُ يَا رَسُولَ اللهِ أَنْ تَطَأَ يَحْيَى، وَكَانَ مِنْهَا قَرِيبًا، فَرَفَعْتُ رَأْسِي فَانْصَرَفْتُ إِلَيْهِ، فَرَفَعْتُ رَأْسِي إِلَى السَّمَاءِ، فَإِذَا مِثْلُ الظُّلَّةِ فِيهَا أَمْثَالُ المَصَابِيحِ، فَخَرَجَتْ حَتَّى لاَ أَرَاهَا، قَالَ: «وَتَدْرِي مَا ذَاكَ؟»، قَالَ: لاَ، قَالَ: «تِلْكَ المَلاَئِكَةُ دَنَتْ لِصَوْتِكَ، وَلَوْ قَرَأْتَ لَأَصْبَحَتْ يَنْظُرُ النَّاسُ إِلَيْهَا، لاَ تَتَوَارَى مِنْهُمْ»

 

Dari Usaid bin Hudhoir radhiyallaahu ‘anhu dia berkata: bahwa ketika dia (Usaid bin Hudhoir) pada suatu malam membaca surat Al-Baqoroh, sedangkan  kudanya diikat di dekatnya,  tiba-tiba kudanya meloncat, lalu dia diam, maka kuda-nya juga diam. Lalu dia membaca lagi, maka kuda itu meloncat lagi. Lalu dia diam, maka kuda-nya juga diam. Lalu dia membaca lagi, maka kuda itu meloncat lagi. Maka dia berhenti. Waktu itu anaknya yang benama Yahya berada di dekat kudanya, sehingga dia khawatir kuda itu akan menginjak anaknya.  Kemudian dia mengulangi membaca lagi, dan mengangkat kepalanya ke langit, sehingga tidak melihatnya (awan).

 

Pada pagi harinya, dia menceritakan kepada Nabi ﷺ, lalu beliau bersabda: “Bacalah wahai Ibnu Hudlair. Bacalah wahai Ibnu Hudlair”. Dia menjawab: “Wahai Rasulullah, saya khawatir kuda itu akan menginjak Yahya, karena dia berada di dekat kuda. Kemudian saya mengangkat kepala-ku, saya pergi kepada Yahya, lalu saya mengangkat kepala-ku ke langit, ternyata ada seperti naungan yang di dalam ada seperti lampu-lampu. Lalu saya keluar sehingga saya tidak melihatnya”.

 

Beliau berkata: “Tahukah kamu, apakah itu?” Dia menjawab: “Tidak”.

 

Beliau bersabda: “Itu adalah Malaikat yang mendekat karena (menyimak) suara-mu. Jika kamu terus membaca, niscaya orang-orang akan melihatnya, para Malaikat itu tidak akan tertutup dari (pandangan) mereka”.([2])

 

Di dalam riwayat lain dengan lafazh:

 

«تِلْكَ الْمَلَائِكَةُ كَانَتْ تَسْتَمِعُ لَكَ، وَلَوْ قَرَأْتَ لَأَصْبَحَتْ يَرَاهَا النَّاسُ مَا تَسْتَتِرُ مِنْهُمْ»

 

“Itu adalah Malaikat yang sedang menyimak bacaanmu. Jika kamu terus membaca, niscaya orang-orang akan melihatnya, para Malaikat itu tidak akan tertutup dari (pandangan) mereka.”([3])

 

Di dalam riwayat lain lagi dengan lafazh:

 

«تِلْكَ الْمَلَائِكَةُ نَزَلَتْ لِقِرَاءَةِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ، أَمَا إِنَّكَ لَوْ مَضَيْتَ لَرَأَيْتَ الْعَجَائِبَ»

 

“Itu adalah Malaikat yang turun karena bacaan surat Al-Baqoroh. Jika kamu terus membaca, kamu benar-benar akan melihat hal-hal yang menakjubkan”.([4])

 

FAWAID HADITS :

 

Ada beberapa faedah yang bisa kita ambil dari haditshadits ini, antara lain:

 

1- Keutamaan membaca Al-Qur’an, baik surat Al-Kahfi, Al-Baqoroh, atau lainnya.

 

2- Berita Nabi ﷺ tentang turunnya malaikat dari langit di saat Al-Qur’an dibaca.([5])

 

3- Keutamaan sahabat  Usaid bin Hudhoir, karena malaikat pernah turun dari langit untuk mendengarkan bacaannya.

 

Syaikh Bin Baz rahimahullaah (wafat th 1420 H) berkata: “Kisah ini terjadi pada Usaid bin Hudhoir. Bacaan Al-Qur’an dengan khusyu’ (tenang) dan tadabbur (merenungkan) menjadikan sebab Sakinah turun mendengarkan. Sakinah hanya turun di dalam pembacaan Al-Qur’an saja, adapun pembacaan hadits, maka malaikat lain yang akan berkumpul. Dan tidak-lah sampai (riwayat) kepada kami tentang turunnya Sakinah kecuali di dalam pembacaan Al-Qur’an, dan ini tidak diqiyaskan (disamakan dengan pembacaan hadits atau lainnya). Adapun Sakinah adalah jenis khusus malaikat yang turun untuk mendengarkan Al-Qur’an”.([6])

 

4- Di dalam hadits Al-Baroo’ disebutkan bahwa surat yang dibaca adalah Al-Kahfi, sedang di hadits lain, disebutkan surat Al-Baqoroh, ini menunjukkan kejadiannya lebih dari sekali.([7])

 

5- Malaikat adalah makhluk ghoib, tidak bisa dilihat oleh manusia di dunia ini dengan bentuk aslinya. Kecuali jika Alloh menghendaki. Oleh karena itu yang dilihat oleh Usaid bin Hudhoir berupa awan atau naungan yang di dalamnya ada seperti lampu-lampu.

 

6-         Sebagian hewan lebih peka indranya daripada manusia.

 

7- Fitroh orang tua menyayangi anaknya, dan berusaha memberikan kebaikan kepadanya dan menjauhkan keburukan darinya. Maka sudah seharusnya seorang anak berbuat baik kepada kedua orang tuanya, dengan tenaga, harta, doa, dan lainnya.

 

8- Ketika terjadi peristiwa yang mengkhawatirkan, hendaklah memohon keselamatan kepada Allah ﷻ.

 

9- Menceritakan peristiwa yang aneh dan bertanya kepada Ahli Ilmu, sehingga mendapatkan bimbingan kebenaran terhadap peristiwa tersebut.

 

10- Jika seseorang mengalami peristiwa seperti yang dialami oleh Usaid bin Hudlair, hendaklah dia tetap terus membaca Al-Qur’an, untuk memanfaatkan kebaikan turunnya rohmat Alloh dengan memperbanyak bacaan Al-Qur’an.([8])

 

Inilah sedikit penjelasan tentang haditshadits yang agung ini. Semoga Alloh ﷻ selalu memudahkan kita untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Dan selalu membimbing kita di atas jalan kebenaran menuju Sorga-Nya yang penuh kebaikan.([9])

 

_________________

Footnote:

([1]) HR. Bukhori, no. 3614, 4839, 5011; Muslim, no. 795/241; Tirmidzi, no. 2885; Ahmad, no. 18474, 18509, 18591, 18637; Ibnu Hibban, no. 769. Dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shohih At-Tirmidz dan Syaikh Syu’aib Al-Arnauth di dalam Takhrijul Musnad

([2])     HR. Bukhori, no. 5018

([3])     HR. Muslim, no. 796/242; Ahmad, no. 11766

([4])       HR. Ibnu Hibban, no. 779. Dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani

([5]) Lihat ‘Umdatul Qoriy, 16/146

([6])     Al-Hulal Al-Ibriziyyah, 3/136

([7]) Lihat: Irsyadus Sariy, 6/62

([8]) Lihat: Al-Kawakib Ad-Daroriy, 14/176

([9])     Sragen, Senin Bakda Zhuhur, 16-Dzulhijjah-1442 H / 26-Juli-2021

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *