Berkata al’Allaamah Abdullah bin Husain bin Thahir Ba’alawiy rohimahullah:
وَشُرْبُ الْخَمْرِ وَحَدُّ الشَّارِبِ أَرْبَعُوْنَ جَلْدَةً لِلْحُرِّ وَنِصْفُهَا لِلرَّقِيْقِ وَلِلْإِمَامِ الزِّيَادَةُ تَعْزِيْرًا، وَمِنْهَا أَكْلُ كُلِّ مُسْكِرٍ وَكُلِّ نَجَسٍ وَمُسْتَقْذَرٍ.
“Meminum khomer, dan hukum had peminum khomer adalah empat puluh kali cambukan bagi yang merdeka, dan separuhnya bagi yang budak, dan imam boleh untuk menambahkannya sebagai bentuk ta’zir, dan diantaranya adalah memakan segala perkara yang memabukkan, dan setiap najis dan yang kotor.”
Allah ﷻ berfirman,
۞ يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ ۖ قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَا أَكْبَرُ مِن نَّفْعِهِمَا ۗ
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”.” (QS. al-Baqarah: 219)
Allah ﷻ berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ٩٠
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. al-Maidah: 90)
Terdapat riwayat yangt sabit dari Ibnu ‘Abbas radhiyallaahu ‘anhuma, dia berkata,
لَمَّا نَزَلَ تَحْرِيْمُ الْخَمْرِ مَشَى الصَّحَابَةُ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ، وَقَالُوا : حُرِّمَتْ الْخَمْرُ، وَجُعِلَتْ عَدْلاً لِلشِّرْكِ
‘Tatkala turun pengharaman khamar, sebagian sahabat berjalan kepada sebagian sahabat yang lain dan berkata, ‘Khamer telah diharamkan dan dijadikan sederajat dengan syirik.’([1])
‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallaahu ‘anhuma (bahkan) berpendapat bahwa meminum khamer (minuman keras) adalah dosa yang paling besar. Dan meminum khamer tidak diragukan adalah induk dari segala perbuatan keji, dan orang yang melakukannya telah dilaknat dalam banyak hadits.
Dan Nabi ﷺ bersabda,
«مَنْ شَرِبَ الْخَمْرَ فَاجْلِدُوهُ، فَإِنْ عَادَ فَاجْلِدُوهُ، فَإِنْ عَادَ فِي الثَّالِثَةِ أَوِ الرَّابِعَةِ فَاقْتُلُوهُ»
‘Barangsiapa meminum khomer, maka cambuklah dia. Jika dia kembali, maka cambuklah dia lagi. Jika dia masih juga kembali meminumnya ketiga kali, maka cambuklah dia. Dan jika masih kembali meminumnya pada yang keempat kali, maka bunuhlah dia.’ ([2])
Dari ‘Amr bin al-Harits, Amr bin Syu’aib menceritakan kepadaku, dari bapaknya, dari ‘Abdullah bin ‘Amr, dari Rasulullah ﷺ beliau bersabda,
«مَنْ تَرَكَ الصَّلَاةَ سُكْرًا مَرَّةً وَاحِدَةً، فَكَأَنَّمَا كَانَتْ لَهُ الدُّنْيَا وَمَا عَلَيْهَا فَسُلِبَهَا، وَمَنْ تَرَكَ الصَّلَاةَ سُكْرًا أَرْبَعَ مَرَّاتٍ، كَانَ حَقًّا عَلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ يَسْقِيَهُ مِنْ طِينَةِ الْخَبَالِ» قِيلَ: وَمَا طِينَةُ الْخَبَالِ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: «عُصَارَةُ أَهْلِ جَهَنَّمَ»
‘Barangsiapa yang ninggalkan shalat sekali karena mabuk, maka seakan-akan dia sebelumnya memiliki dunia dan segala isinya lalu diambil paksa darinya. Dan barangsiapa meninggalkan shalat empat kali karena mabuk, maka adalah hak bagi Allah untuk memberinya minum thinah al-Khabal (lumpur busuk).’ Ditanyakan kepada beliau, ‘Apa itu Thinatul Khabal?’ Maka beliau ﷺ menjawab, ‘Saripati (dari darah dan nanah) para penghuni neraka Jahannam.’([3])
Kemudian dari Jabir bin ‘Abdillah ﷻ,
أَنَّ رَجُلًا قَدِمَ مِنْ جَيْشَانَ، وَجَيْشَانُ مِنَ الْيَمَنِ، فَسَأَلَ النَّبِيَّ ﷺ عَنْ شَرَابٍ يَشْرَبُونَهُ بِأَرْضِهِمْ مِنَ الذُّرَةِ، يُقَالُ لَهُ: الْمِزْرُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَوَ مُسْكِرٌ هُوَ؟» قَالَ: نَعَمْ، قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «كُلُّ مُسْكِرٍ حَرَامٌ، إِنَّ عَلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ عَهْدًا لِمَنْ يَشْرَبُ الْمُسْكِرَ أَنْ يَسْقِيَهُ مِنْ طِينَةِ الْخَبَالِ» قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، وَمَا طِينَةُ الْخَبَالِ؟ قَالَ: «عَرَقُ أَهْلِ النَّارِ» أَوْ «عُصَارَةُ أَهْلِ النَّارِ»
“Bahwasannya ada seorang laki-laki datang dari Jaisyan –dan jaisyan adalah daerah di Yaman- lalu bertanya kepada Nabi ﷺ tentang suatu jenis minuman yang biasa mereka minum di negeri merkea yang terbuat dari jagung yang dikenal dengan nama al-Mizr, maka Nabi ﷺ bersabda, ‘Apakah minuman tersebut memabukkan?’ Orang itu menjawab, ‘Ya.’ Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Setiap yang memabukkan itu adalah haram, sesungguhnya ada janji Allah bagi orang yang meminum minuman yang memabukkan, bahwa dia akan memberikannya minum dari lumpur yang busuk (thinatul khabal).’ Dikatakan ‘Wahai Rasulullah, apakah thinatul khobal itu?’ Maka beliau ﷺ bersabda, ‘Keringat para penduduk neraka, atau sari pati (dari darah dan nanah) para penghuni neraka.”([4])
Rasulullah ﷺ juga bersabda,
«مَنْ شَرِبَ الخَمْرَ فِي الدُّنْيَا، [ثُمَّ لَمْ يَتُبْ مِنْهَا]، حُرِمَهَا فِي الآخِرَةِ»
“Barangsiapa yang minum khamer di dunia, [kemudian dia tidak bertaubat darinya] maka diharamkan baginya (maksudnya, tidak akan dapat meminumnya) di akhirat.”([5])
[…](bersambung)[…]
(Makalah Kajian Syarah Sullamauttaufik oleh Ust. Muhammad Syahri di Rumah Bpk. H. Jarot Jawi Prigen)
__________________________________
Footnote:
([1]) HR. al-Hakim dalam al-Mustadrak (IV/160), at-Thabrani dalam al-Kabir (XII/37), al-Haitsami berkata dalam Majma’u az-Zawaid (V/52), ‘HR. at-Thabraniy, dan para perawinya perawi Shahih
([2]) Shahih, HR. at-Turmudzi (1444), Abu Dawud (4482), Ibnu Majah (2573), Ahmad (16930, 16940, 16995. Dan hadits ini memiliki riwayat yang banyak dari berbagai jalur, sehingga dengan terkumpulnya, maka dia menjadi shahih, tetapi ia mansukh menurut jumhur ahli ilmu. Lihat Hamisy Jami’ Ushul, III/587, dan 589
([3]) Shahih, HR. Ahmad, II/178, 189
([5]) HR. alBukhari (5775), Muslim (2003)