Maksiat Perut: Ghashab

Berkata al’Allaamah Abdullah bin Husain bin Thahir Ba’alawiy rohimahullah:

وَالْغَصْبُ

“Dan ghashab…”

 

Imam Nawawi al-Bantani rahimahullah berkata,

 

هُوَ مَالٌ مُتَقَوِّمٌ مُحْتَرَمٌ أُخِذَ بِلاَ إِذْنِ مَالِكِهِ بِلاَ خَفِيَّةٍ

 

“Itu adalah harta bernilai lagi dimuliakan yang diambil tanpa idzin pemiliknya dengan tanpa sembunyi-sembunyi.”([1])

 

Dari ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,

 

« مَنْ ظَلَمَ قَيْدَ شِبْرٍ مِنْ أَرْضٍ: أَيْ قَدْرَهُ، طُوِّقَهُ مِنْ سَبْعِ أَرَضِينَ»

 

“Barangsiapa menzhalimi (mengambil) tanah seukuran sejengkal, maka (tanah itu) akan dikalungkan padanya dari tujuh (lapis) bumi.”([2])

 

Imam al-Hafizh Ibnu Hajar al-Haitsami rahimahullah berkata, ‘Dikatakan bahwa yang dimaksud adalah pelingkaran beban, dan bukan pengalungan, yaitu bahwa pada hari kiamat beban tujuh lapis bumi itu akan di bebankan padanya. Dan yang benar adalah sebagaimana yang dikatakan oleh al-Baghawi rahimahullah, yaitu bahwa dia akan ditenggelamkan di dalam bumi, maka jadilah tanah yang dia ambil itu seperti lingkaran kalung di lehernya.’([3])

 

Rasulullah ﷺ bersabda,

 

«مَنْ أَخَذَ مِنْ الْأَرْضِ شَيْئًا بِغَيْرِ حَقِّهِ خُسِفَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إلَى سَبْعِ أَرَضِينَ»

 

“Barangsiapa mengambil sesuatu (yang kecil) dari bagian tanah tanpa haknya, maka dia akan ditenggelamkan dengannya hingga tujuh lapis bumi pada hari kiamat.”([4])

 

Rasulullah ﷺ bersabda,

 

«لَا يَأْخُذُ أَحَدٌ شِبْرًا مِنْ الْأَرْضِ بِغَيْرِ حَقِّهِ إلَّا طَوَّقَهُ اللهُ إلَى سَبْعِ أَرَضِينَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ»

 

“Tidaklah seseorang mengambil satu jengkal dari tanah tanpa haknya, melainkan Allah akan mengalungkannya hingga tujuh lapis bumi pada hari kiamat.”([5])

 

Rasulullah ﷺ bersabda,

 

«مَنْ أَخَذَ مِنْ الْأَرْضِ شِبْرًا بِغَيْرِ حَقِّهِ طُوِّقَهُ مِنْ سَبْعِ أَرَضِينَ»

 

“Barangsiapa mengambil satu jengkal dari tanah tanpa haknya, maka akan dikalungkan dari tujuh lapis bumi.” ([6])

 

Rasulullah ﷺ bersabda,

 

«أَيُّمَا رَجُلٍ ظَلَمَ شِبْرًا مِنْ الْأَرْضِ كَلَّفَهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ يَحْفِرَ لَهُ حَتَّى يَبْلُغَ بِهِ سَبْعَ أَرَضِينَ ثُمَّ يُطَوِّقَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُقْضَى بَيْنَ النَّاسِ»

 

“Laki-laki mana saja yang dia menzhalimi satu jengkal tanah, maka Allah ﷻ akan bebankan padanya untuk menggalinya hingga mencapai tujuh lapis bumi, kemudian Allah akan mengalungkannya padanya pada hari kiamat, hingga diputuskan perkara diantara manusia.”([7])

 

Rasulullah ﷺ bersabda,

 

«مَنْ أَخَذَ أَرْضًا بِغَيْرِ حَقِّهَا كُلِّفَ أَنْ يَحْمِلَ تُرَابَهَا إلَى الْمَحْشَرِ»

 

“Barangsiapa mengambil tanah tanpa haknya, maka akan dibebankan padanya untuk memikul tanahnya hingga ke padang mahsyar.”([8])

 

Dari Ibnu Mas’ud ﷻ, ‘Aku berkata kepada Rasulullah ﷺ, ‘Wahai Rasulullah, kezhaliman apakah yang paling zhalim?’ maka beliau ﷺ bersabda,

 

«ذِرَاعٌ مِنْ الْأَرْضِ يَنْتَقِصُهَا الْمَرْءُ الْمُسْلِمُ مِنْ حَقِّ أَخِيهِ فَلَيْسَ حَصَاةٌ مِنْ الْأَرْضِ يَأْخُذُهَا إلَّا طُوِّقَهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إلَى قَعْرِ الْأَرْضِ، وَلَا يَعْلَمُ قَعْرَهَا إلَّا اللهُ الَّذِي خَلَقَهَا»

 

“Satu hasta dari tanah yang dikurangi oleh seorang muslim dari hak saudaranya, maka bukanlah satu kerikil yang dia ambil dari tanah (tersebut) melainkan akan dikalungkan padanya pada hari kiamat hingga di dasar bumi, dan tidak mengetahui dasarnya bumi melainkan Allah yang telah menciptakannya.”([9])

 

Dari ‘Abdullah bin as-Sa-ib bin Zaid, dari ayahnya, dari kakeknya radhiyallaahu ‘anhum bahwa ia mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:

 

لاَ يَأْخُذُ أَحَدُكُمْ مَتَاعَ أَخِيهِ لاَعِبًا وَلاَ جَادًّا وَمَنْ أَخَذَ عَصَا أَخِيهِ فَلْيَرُدَّهَا

 

“Janganlah salah seorang dari kalian mengambil barang saudaranya, tidak dengan main-main tidak pula sungguhan, barangsiapa mengambil tongkat saudaranya hendaklah ia mengembalikannya.”([10])

 

(Makalah Kajian Syarah Sullamauttaufik oleh Ust. Muhammad Syahri di Rumah Bpk. H. Jarot Jawi Prigen)

__________________________________

Footnote:

([1]) al-Mirqah, 90

([2]) HR. al-Bukhari (2453), Muslim (140)

([3]) az-Zawajir, II/503

([4]) HR. al-Bukhari (2454)

([5]) HR. Muslim (141)

([6]) Shahih, HR. Ahmad (II/387)

([7]) Sanad Jayyid, HR. Ahmad (IV/173), at-Thabraniy dalam al-Kabir (XXII/493, 690, 691, 692), Ibnu Hibban (VII/5142)

([8]) Hasan, HR. Ahmad (IV/172), at-Thabraniy dalam al-Kabir (XXII/693, 695), as-Shahihah (242)

([9]) Hasan, HR. Ahmad (I/397), at-Thabraniy dalam al-Kabir, (X/10516)

([10]) Hasan, Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (no. 7578)], Sunan Abi Dawud (XIII/346, no. 4982) dan ini adalah lafazhnya, Sunan at-Tirmidzi (III/313, no. 2249) dan lafazhnya: [لاَ يَأْخُذْ أَحَدُكُمْ عَصَا أَخِيْهِ]. “Janganlah salah seorang dari kalian mengambil tongkat saudaranya.”

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *