Berkata al-Állaamah Abdullah bin Husein bin Thahir Baálawiy rahimahullah:
Mengakui Hak Orang Lain Adalah Miliknya
وَالدَّعْوَى الْبَاطِلَةُ
“Dan Klaim Dusta.”
Imam Nawawi al-Bantaniy rahimahullah berkata,
فَالدَّعْوَى هِيَ إِخْبَارٌ عَنْ ثُبُوْتِ حَقٍّ لَهُ أَوْ لِمُوْكَلِهِ عَلَى غَيْرِهِ عِنْدَ الْحَاكِمِ أَوْ مَحْكَمٍ أَوْ سَيِّدٍ أَوْ ذِيْ شَوْكٍَة وَالْبَاطِلَةُ هِيَ بِأَنْ لَا يَكُوْنَ لَهُ أَوْ لِمُوْكَلِهِ حَقٌّ عِنْدَ ذَلِكَ الْغَيْرِ
‘Da’wa adalah pemberitaan tentang validnya suatu hak baginya, atau untuk yang diwakilinya atas orang lain, disisi seorang hakim, atau yang dijadikan sebagai hakim, atas tuan (majikan), atau yang memiliki wewenang.’
Dan al-Bathilah yaitu bahwa klaim atas hak itu bukanlah miliknya, atau untuk yang diwakilinya.’([1])
Cukuplah pembahasan ini dengan membawakan hadits Abu Umamah al-Bahiliy radhiyallaahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda,
«مَنِ اقْتَطَعَ حَقَّ امْرِئٍ مُسْلِمٍ بِيَمِينِهِ، فَقَدْ أَوْجَبَ اللهُ لَهُ النَّارَ، وَحَرَّمَ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ» فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ: وَإِنْ كَانَ شَيْئًا يَسِيرًا يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: «وَإِنْ قَضِيبًا مِنْ أَرَاكٍ»
“Barangsiapa yang mengambil harta saudaranya dengan sumpahnya, maka Allah mewajibkan dia masuk neraka dan mengharamkan masuk surga. Lalu ada seorang yang bertanya, “Wahai Rasulullah, meskipun hanya sedikit?” Beliau menjawab, “Meskipun hanya sebatang kayu araak (kayu untuk siwak).”([2])
(Makalah Kajian Syarah Sullamauttaufik oleh Ust. Muhammad Syahri di Rumah Bpk. H. Jarot Jawi Prigen)
__________________________________
Footnote: