Keyakinan Sesat Tentang ‘Ain & Hasad (3)

 

(3) Keyakinan meletakkan ayat-ayat qur`an tertentu –seperti ayat kursi- di dada anak-anak kecil agar terjaga dari ‘ain, hasad, dan penyakit-penyakit lain.

 

Maka di dalam perbuatan terdapat perkara-perkara yang membahayakan;

 

Pertama, sesungguhnya di dalam perbuatan terdapat penghinaan terhadap kitabullah ‘azza wa jalla, karena tidak adanya pengagungan anak-anak terhadap makna dan kedudukan ayat-ayat tergantung di dadanya, kemudian dia merendahkannya dengan najis atau perkara-perkara lain yang dianggap kotor.

 

Kedua, bahwasanya perbuatan ini kadang bisa menjerumuskan ke dalam kesyirikan dimana hal ini bisa menjadi sebab menggantungkan sesuatu selain al-Qur`an.

 

Setelah menyebut sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam,

 

«إِنَّ الرُّقَى، وَالتَّمَائِمَ، وَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ»

 

“Sesungguhnya mantera-mantera, jimat-jimat, dan tiwalah([1]), adalah kesyirikan.” (HR. Ahmad dalam Musnadnya)([2])

 

Fadhilatussyaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab rahimahullah berkata, ‘at-Tamaa-im adalah sesuatu yang digantungkan pada anak-anak, yang dengannya mereka menjaganya dari penyakit ‘ain, akan tetapi jika yang digantungkan adalah dari al-Qur`an, maka sebagian salaf telah memberikan keringanan padanya, dan sebagian mereka lagi tidak memberikan keringanan padanya, dan menjadikannya termasuk bagian dari yang dilarang darinya. Diantara mereka adalah Ibnu Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu.

 

Kemudian beliau menyebut dari Ibrahim an-Nakho-i rahimahullah, dia berkata,

 

كَانُوا يَكْرَهُوْنَ التَّمَائِمَ كُلَّهَا مِنَ الْقُرْآنِ وَغَيْرِ الْقُرْآنِ

 

‘Dulu mereka membenci seluruh tamimah baik dari al-Qur`an, dan selain al-Qur`an.’

 

Dan as-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab rahimahullah lebih merajihkan pelarangannya karena keumuman dalil-dalil larangan karena khawatir melebih-lebihkannya kemudian menggantungkan yang selain al-Qur`an. Dan dikarenakan kadang dia akan bergantung padanya, dan barangsiapa menggantungkan sesuatu, maka dia dipasrahkan kepadanya. Akan tetapi seharusnya dia memohonkan perlindungan sebagaimana Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam memohonkan perlindungan untuk al-Hasan dan Husian radhiyallaahu ‘anhuma dari gangguan jin, dan penyakit ‘ain manusia. Kemudian memohonkan perlindungan untuk mereka dengan wasilah al-Mu’awwidzatain. Dan selayaknya ia mengajari mereka pembacaan kedua surat tersebut di pagi dan sore hari.

 

(Diambil dari buku 117 Dosa Wanita Dalam Masalah Aqidah Dan Keyakinan Sesat, terjemahan kitab Silsilatu Akhthaainnisaa`; Akhtaaul Mar-ah al-Muta’alliqah bil ‘Aqiidah Wal I’tiqaadaat al-Faasidah, karya Syaikh Nada Abu Ahmad)

______________________

Footnote:

[1]() Sesuatu yang membuat seorang istri cinta dengan suaminya, baik berupa sihir dan semacamnya. (as-Shahiihah (331))-pent

[2]() HR. Ahmad (3615), dinyatakan shahiih lighairihi oleh para pentahqiq Musnad Imam Ahmad.-pent

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *