(1). Keyakinan bahwa boneka kertas bisa menolak hasad.
Terdapat sebagian kaum wanita jika dia merasa bahwa putranya terkena hasad, maka dia mendatangkan kertas lalu memotong-motongnya berbentuk boneka. Lalu mendatangkan jarum, dan dengannya dia melobangi boneka kertas tersebut. Dan setiap kali melobanginya dia berkata, ‘Dari gangguan Fulan, dari gangguan Fulanah’, hingga kertas tersebut dipenuhi oleh lobang, kemudian dia membakarnya. Kemudian dia mengambil abu boneka kertas tersebut, kemudian dia oleskan ke kening si anak hingga mengeras dengan persangkaan darinya, bahwa dengan cara itu ia bisa menolak hasad darinya. Dan ini adalah keyakinan batil.
Sungguh Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah mengajari kita bagaimana kita meruqyah anak-anak kita. Imam al-Bukhari rahimahullah mengeluarkan hadits dari Ibnu ‘Abbas radhiyallaahu ‘anhuma, bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam memohonkan perlindungan bagi al-Hasan dan al-Husain, seraya beliau bersabda,
أُعِيذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ
“Aku mohonkan perlindungan bagi kalian berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari segala (godaan) syetan, dan (dari segala) yang berbisa, dan dari segala mata yang menimbulkan keburukan.”([1])
Dan di dalam Sunan at-Tirmidzi, dari hadits Abu Sa’id al-Khudriy radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata,
«كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَعَوَّذُ مِنَ الجَانِّ وَعَيْنِ الإِنْسَانِ حَتَّى نَزَلَتِ المُعَوِّذَتَانِ فَلَمَّا نَزَلَتَا أَخَذَ بِهِمَا وَتَرَكَ مَا سِوَاهُمَا»
“Adalah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam meminta perlindungan (kepada Allah) dari jin, ‘ain manusia, hingga turun al-mu’awwidzatain. Maka tatkala kedua surat tersebut turun, beliau mengamalkannya, dan meninggalkan selain keduanya.”([2])
Dan jangan melupakan ruqyah Jibril ‘alaihissalaam kepada al-Habiib al-Amiin shallallaahu ‘alaihi wa sallam,
بِسْمِ اللهِ أَرْقِيكَ ، مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ ، مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ ، أَوْ عَيْنِ حَاسِدٍ ، بِاسْمِ اللهِ أَرْقِيكَ ، وَاللهُ يَشْفِيكَ
“Dengan menyebut asma Allah, aku meruqyahmu, dari segala sesuatu yang menyakitimu, dari keburukan segala jiwa, atau mata hasad. Dengan menyebut asma Allah, aku meruqyahmu, dan Allah mudah-mudahan menyembuhkanmu.”([3])
(Diambil dari buku 117 Dosa Wanita Dalam Masalah Aqidah Dan Keyakinan Sesat, terjemahan kitab Silsilatu Akhthaainnisaa`; Akhtaaul Mar-ah al-Muta’alliqah bil ‘Aqiidah Wal I’tiqaadaat al-Faasidah, karya Syaikh Nada Abu Ahmad)
______________________
Footnote:
([1]) HR. Al-Bukhari (3191), at-Tirmidzi (2060)-pent
([2]) HR. at-Tirmidzi (2058), an-Nasa`iy (5494), Shahiih al-Jaami’ (4902), al-Kalimu at-Thayyib (247), lihat al-Jaami’ as-Shahiih li as-Sunan wa al-Masaanid (4/365)-pent
([3]) HR. at-Tirmidzi (972), Muslim (2186) lihat al-Jaami’ as-Shahiih li as-Sunan wa al-Masaanid (4/380)-pent