Keutamaan Shalat Di Dalam Masjid Yang Dikhususkan

 

  1. Keutamaan shalat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

 

Dari Ibnu az-Zubair radhiyallaahu ‘anhuma, dia berkata, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,

 

«صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ مِنَ الْمَسَاجِدِ، إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ، وَصَلَاةٌ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةٍ فِيْ مَسْجِدِيْ هَذَا بِمِائَةِ صَلَاةٍ »

 

“Satu shalat di masjidku ini lebih utama dari seribu shalat di masjid-masjid lainnya, selain Masjidil Haram, dan satu shalat di Masjidil Haram adalah lebih utama dari seratus shalat di masjidku ini.” ([1])

 

  1. Keutamaan shalat di Masjidil Aqsha

 

Rasulullah ﷺ bersabda,

 

«لَا تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ: المَسْجِدِ الْحَرَامِ، وَمَسْجِدِي هَذَا، وَالمَسْجِدِ الْأَقْصَى»

 

“Janganlah kamu mengencangkan pelana onta([2]) kecuali menuju tiga masjid; Masjidil Haram, masjidku ini, dan Masjidil Aqsha.” ([3])

 

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallaahu ‘anhu dari Nabi ﷺ, beliau bersabda,

 

«لَمَّا فَرَغَ سُلَيْمَانُ ابْنُ دَاوُدَ عَلَيْهِمَا السَّلَامُ مِنْ بِنَاءِ بَيْتِ الْمَقْدِسِ سَأَلَ اللهَ ثَلَاثًا: حُكْمًا يُصَادِفُ حُكْمَهُ، وَمُلْكًا لَا يَنْبَغِي لَأَحَدٍ مِنْ بَعْدِهِ، وَأَلَّا يَأْتِيَ هَذَا الْمَسْجِدَ أَحَدٌ لَا يُرِيدُ إِلَّا الصَّلَاةَ فِيهِ إِلَّا خَرَجَ مِنْ ذُنُوبِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ» فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «أَمَّا اثْنَتَانِ فَقَدْ أُعْطِيَهُمَا وَأَرْجُو أَنْ يَكُونَ قَدْ أُعْطِيَ الثَّالِثَةَ»

 

“Tatkala Sulaiman bin Daud telah selesai merampungkan pembangunan Baitul Maqdis, dia meminta kepada Allah tiga hal; hukum yang sesuai dengan hukum-Nya([4]), sebuah kerajaan yang tidak layak untuk seorangpun setelahnya, dan tidaklah seseorang mendatangi masjid ini, yang tidak berkeinginan kecuali untuk shalat, melainkan dia keluar dari dosa-dosanya seperti hari dia dilahirkan oleh ibunya.” Nabi ﷺ bersabda, ‘Dua permintaan telah diberikan semuanya, maka aku berharap permintaan yang ketiga telah diberikan pula.” ([5])

 

  1. Keutamaan Shalat di masjid Quba`.

 

Dari Abu Umamah bin Sahl bin Hanif radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,

 

«مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ، ثُمَّ أَتَى مَسْجِدَ قُبَاءَ، فَصَلَّى فِيهِ كَانَ لَهُ كَأَجْرِ عُمْرَةٍ»

 

“Barangsiapa yang bersuci di rumahnya, kemudian mendatangi masjid Quba`, lalu shalat di dalamnya, maka baginya pahala seperti pahala ‘umrah.”([6])

 

(Dialih bahasakan oleh Muhammad Syahri dari kitab as-Shalaat Wa Atsaruhaa Fi Ziyaadatil Iimaan Wa Tahdziibin Nafsi, Syaikh Husain al-‘Awayisyah)

_____________________

Footnote:

([1]) HR. Ahmad dalam Musnadnya dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban, dari Shahiihul Jaami’, no. 3735.

([2]) Untuk bepergian menuju tempat yang diharapkan berkah di dalamnya.-pent

([3]) HR. Al-Bukhari, Muslim dan selain keduanya.

([4]) Yaitu hukum yang sesuai dengan hukum Allah, agar Allah memberi beliau taufik kepada kebenaran dalam berijtihad dan bisa menyelesaikan persengketaan di antara manusia. Syarah Sunan Ibni Majah, as-Sindi.-pent

([5]) Dari Sunan Ibnu Majah, no. 1156.

([6]) HR. Ahmad dalam Musnad­nya, Ibnu Majah, dan selain keduanya, dari Shahiihul Jaami’, no. 6030.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *