Hadits Hadits Tentang Ramadhan Dan Puasa (48)
Keutamaan Puasa Enam Hari Di Bulan Syawal
(Oleh: al-Ustadz Muslim al-Atsari, hafizhahullah)
HADITS ABU AYYUB AL-ANSHORI radhiyallaahu ‘anhu,
عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ»
Dari Abu Ayyub al-Anshari radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata: Rosululloh ﷺ bersabda:
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan, kemudian dia mengiringinya dengan (puasa sunnah) enam hari di bulan Syawwal, maka (dia akan mendapatkan pahala) seperti puasa setahun penuh”.([1])
HADITS TSAUBAN radhiyallaahu ‘anhu:
عَنْ ثَوْبَانَ، مَوْلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: «مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ، مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا»
Dari Tsauban radhiyallaahu ‘anhu, bekas budak Rosululloh ﷺ, dari Rosululloh ﷺ, beliau bersabda:
“Barangsiapa berpuasa (sunnah) enam hari (di bulan Syawwal), setelah ‘idul fithri, maka itu merupakan (puasa) setahun penuh.
Barangsiapa membawa amal yang baik, maka dia mendapatkan (pahala) sepuluh kali lipat amalnya”.([2])
FAWAID HADITS:
1- Keutamaan puasa Romadhon yang wajib hukumnya.
2- Keutamaan puasa 6 hari di bulan Syawal yang mustahab (sunnah) hukumnya.
3- Larangan puasa di hari raya ‘idul fithri.
4- Kemurahan Alloh subhaanahu wa ta’aalaa, karena memberikan balasan kebaikan berlipat ganda, satu kebaikan minimal dibalas sepuluh kali lipat.
5- Puasa satu bulan Romadhon pahalanya sepuluh bulan, puasa 6 hari di bulan Syawal pahalanya dua bulan, sehingga seperti puasa setahun penuh.
6- Istiqomah di dalam beribadah. Sesungguhnya kewajiban beribadah kepada Alloh bukan hanya di bulan Romadhon, namun sepanjang hayat masih dikandung badan.
Inilah sedikit penjelasan tentang hadits yang agung ini. Semoga Alloh subhaanahu wa ta’aalaa selalu memudahkan kita untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Dan selalu membimbing kita di atas jalan kebenaran menuju ridho dan sorga-Nya yang penuh kebaikan.([3])
([1]) HR. Muslim, no. 1164; Tirmidzi, no. 759; Abu Dawud, no. 2433; Ibnu Majah, no. 1716; Ahmad, no. 23533
([2]) HR. Ibnu Majah, no. 1715, dan ini lafazhnya; Ahmad, no. 22412; Ibnu Khuzaimah, no. 2115; Ibnu Hibban, no. 3635. Dishohihkan Syaikh Al-Albani
([3]) Solo, Selasa bakda ashar, 19-Romadhon-1441 H / 12-Mei-2020 M