Kajian Bergantian Tempat

 

Sebagian Kaum Muslimin biasa mengadakan kajian dengan bergantian tempatnya, baik di masjid atau di rumah.

 

Sesungguhnya kegiatan ini memiliki banyak keutamaan, asalkan diniatkan dengan ikhlas dan mengkaji ilmu agama yang disampaikan oleh ahli-nya.

 

Di antara keutamaan kegiatan ini adalah sebagai berikut:

1) SARANA MENCARI ILMU AGAMA

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ »

 

Dari Abu Huroiroh radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata:  Rosululloh shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa meniti satu jalan untuk mencari ilmu (agama), niscaya dengan hal itu Allah memudahkan baginya jalan menuju sorga”.

(HR. Muslim, no. 2699/38; Tirmidzi, no. 2945; Ibnu Majah, no. 225; Ahmad, no. 7427)

 

2) SARANA SALING BERKUNJUNG KARENA ALLOH

 

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، .. سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: «وَجَبَتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَحَابِّينَ فِيَّ وَالْمُتَجَالِسِينَ فِيَّ وَالْمُتَزَاوِرِينَ فِيَّ وَالْمُتَبَاذِلِينَ فِيَّ»

 

Dari Muadz bin Jabal, …Aku mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Cinta-Ku pasti diberikan untuk: orang-orang yang saling mencintai karena Aku,                                   orang-orang yang duduk bersama karena Aku,        orang-orang yang saling berkunjung karena Aku, dan orang-orang yang saling memberi karena Aku”.

(HR. Ahmad, no. 22030; dishohihkan oleh Syaikh Syu’aib al-Arnauth)

 

3) SARANA MEMBERIKAN MAKANAN SEBAGAI SEDEKAH

 

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 

«يَا أَيُّهَا النَّاسُ، أَفْشُوا السَّلَامَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصَلُّوا وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُونَ الجَنَّةَ بِسَلَامٍ»

 

“Wahai manusia, sebarkan salam, berikan makanan, shalat-lah (malam) saat orang-orang tidur, niscaya kamu  akan masuk surga dengan selamat”.

(HR. Tirmidzi, no. 2485; Ibnu Majah, no. 1334, 3251; Ahmad, no. 23784; dari Abdulloh bin Salam.  Dishohihkan oleh Imam Tirmidzi, Syaikh Al-Albani, Syaikh Syu’aib al-Arnauth; dll)

 

CATATAN:

 

Ada beberapa perkara yang perlu diperhatikan di dalam kegiatan ini, antara lain:

 

1)        JANGAN MENINGGALKAN SHOLAT JAMA’AH DI MASJID

 

Sebagian orang mengadakan pengajian di rumah, ketika tiba waktu sholat dan adzan sudah dikumandangkan, mereka tidak pergi untuk sholat jama’ah di masjid. Padahal rumahnya dekat masjid.

 

Maka ini adalah kesalahan.

 

Sebagian orang mengadakan pengajian di masjid, ketika tiba waktu sholat dan adzan sudah dikumandangkan, mereka bubar pergi meninggalkan masjid dan tidak sholat jama’ah di masjid.

 

Maka ini adalah kesalahan yang lebih fatal.

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ أَثْقَلَ صَلَاةٍ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ، وَصَلَاةُ الْفَجْرِ، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا، وَلَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِالصَّلَاةِ، فَتُقَامَ، ثُمَّ آمُرَ رَجُلًا فَيُصَلِّيَ بِالنَّاسِ، ثُمَّ أَنْطَلِقَ مَعِي بِرِجَالٍ مَعَهُمْ حُزَمٌ مِنْ حَطَبٍ إِلَى قَوْمٍ لَا يَشْهَدُونَ الصَّلَاةَ، فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ بِالنَّارِ»

 

Dari Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya shalat paling berat bagi orang-orang munafik adalah shalat isya` dan shalat subuh (berjamaah), sekiranya mereka mengetahui keutamaannya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak. Sungguh aku berkeinginan untuk menyuruh seseorang sehingga shalat didirikan, kemudian kusuruh seseorang dan ia mengimami manusia, lalu aku bersama beberapa orang laki-laki pergi membawa kayu bakar mendatangi orang-orang laki-laki yang tidak menghadiri shalat (jamaah), lantas aku bakar rumah mereka dengan api.”

(HR. Bukhori, no. 657; Muslim, no: 651, dan ini lafazh imam Muslim)

 

Bukankah pengajian itu untuk mencari ilmu untuk diamalkan? Hanya kepada Alloh tempat memohon pertolongan.

 

2) JANGAN MEMBERATKAN DIRI DENGAN MEMBERIKAN HIDANGAN

 

Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam melarang memberat-beratkan diri sendiri.

 

Maka ketika memberikan hidangan di dalam pengajian hendaklah disesuaikan dengan kemampuan.

 

Jangan sampai memberatkan diri sendiri, sehingga pengajian itu berhenti, karena keberatan memberikan hidangan.

 

عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: كُنَّا عِنْدَ عُمَرَ فَقَالَ: «نُهِينَا عَنِ التَّكَلُّفِ»

 

Diriwayatkan dari Anas, dia berkata: “Kami berada di dekat ‘Umar, lalu beliau berkata: “Kami telah dilarang takalluf (memberat-beratkan diri)”. (HR. Bukhori, no. 7293)

 

Di dalam riwayat lain disebutkan:

 

أَنَّ سَلْمَانَ دَخَلَ عَلَيْهِ رَجُلٌ فَدَعَا لَهُ بِمَا كَانَ عِنْدَهُ، فَقَالَ: «لَوْلَا أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَانَا، أَوْ لَوْلَا أَنَّا نُهِينَا، أَنْ يَتَكَلَّفَ أَحَدُنَا لِصَاحِبِهِ، لَتَكَلَّفْنَا لَكَ»

 

Bahwa Salman kedatangan tamu seorang laki-laki, lalu beliau meminta (keluarganya) untuk menghidangkan apa yang beliau miliki, lalu beliau berkata: “Jika bukan karena Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah melarang kami, atau jika bukan karena kami telah dilarang, –   yaitu seorang dari kami dilarang takalluf (memberatkan diri) untuk kawannya, – kami benar-benar akan takalluf (memberatkan diri) untuk (memberikan hidangan) kepada-mu”.

(HR. Ahmad, no. 23733. Sanadnya lemah, tetapi memiliki penguat-penguat. Syaikh Al-Arnauth menyatakan hasan lighoirihi. Dan Syaikh Al-Albani memasukkan hadits ini di dalam Silsilah Ash-Shohihah, no. 1957)

 

Demikian sedikit keterangan yang kami sampaikan, semoga menambah ilmu dan amal bagi kita. Semoga Alloh selalu memudahkan kita untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Dan selalu membimbing kita di atas jalan kebenaran menuju ridho dan sorga-Nya yang penuh kebaikan.

 

Ditulis oleh Muslim Atsari,

Sragen, Kamis, Bakda Zhuhur, 9-Muharrom-1445 H / 27-Juli-2023 M

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *