عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَسْجِدِ جَالِسًا…قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، كَمْ وَفَّى عِدَّةُ الْأَنْبِيَاءِ؟ قَالَ: «مِائَةُ أَلْفٍ وَأَرْبَعَةٌ وَعِشْرُونَ أَلْفًا، الرُّسُلُ مِنْ ذَلِكَ ثَلَاثُ مِائَةٍ وَخَمْسَةَ عَشَرَ جَمًّا غَفِيرًا»
Dari Abu Umamah radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah ﷺ pernah duduk di dalam masjid…
Dia (Abu Umamah) berkata: Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, berapa seluruh bilangan para Nabi?”
Beliau menjawab: “Seratus dua puluh empat ribu (124.000). Para Rasul dari (jumlah) itu, tiga ratus lima belas (315) banyaknya”.([1])
FAWAID HADITS:
1- Bertanya kepada Ahli ilmu adalah salah satu sarana untuk meraih ilmu.
2- Permasalahan aqidah harus berdasarkan dalil Al-Qur’an atau hadits yang maqbul (diterima).
3- Hadits yang sanadnya lemah dengan kelemahan yang ringan, bisa menjadi kuat dengan jalur-jalur lainnya.
4- Jumlah seluruh Nabi yang diutus oleh Alloh adalah seratus dua puluh empat ribu (124.000).
5- Jumlah seluruh Rosul yang diutus oleh Alloh adalah tiga ratus lima belas (315).
6- Semua Rosul adalah Nabi, namun tidak semua Nabi termasuk Rosul.
7- Jumlah Nabi dan Rosul bukan 25. Namun 25 ini adalah nama Nabi dan Rosul yang disebutkan di dalam kitab suci Al-Qur’an.
8- Rohmat Alloh kepada manusia. Sebab Alloh tidak membiarkan manusia berada di dalam kegelapan dari kebenaran.
Bahkan Alloh mengutus Nabi dan Rosul, menurunkan kitab suci, sebagai petunjuk dan cahaya bagi hamba-hamba-Nya.
Maka barangsiapa mentaati Nabi atau Rosul yang diutus kepadanya, dia akan masuk sorga.
Sebaliknya barangsiapa menentang Nabi atau Rosul setelah jelas petunjuk kepadanya, dia akan masuk neraka.
Inilah sedikit penjelasan tentang hadits yang agung ini.
Semoga Alloh selalu memudahkan kita untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan.
Dan selalu membimbing kita di atas jalan kebenaran menuju ridho dan sorga-Nya yang penuh kebaikan.
Ditulis oleh Muslim Atsari,
Sragen, Dhuha, Sabtu, 13-Syawal-1443 H / 14-Mei-2022 M
____________________
Footnote:
([1]) HR. Ahmad, no. 22288. Sanad hadits ini lemah, tetapi memiliki penguat-penguat, sehingga dimasukkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Silsilah Ash-Shohihah, no. 2668