Is’ad (Membantu Niyahah (Meratapi Mayat))

Is’ad adalah seorang wanita berbuat niyahah, lalu ada wanita-wanita lain bersamanya yang membantunya untuk melakukan niyahah (meratapi mayit). Dan kebiasaan buruk ini tetap ada pada banyak kaum wanita. Tentangnya, merekapun mengulang-ulang pepatah jahiliyah,

كُلُّ شَيْءٍ دِيْنٌ حَتَّى دُمُوْعِ الْعَيْنِ

Segala sesuatu adalah agama, sekalipun air mata

Dan ini adalah termasuk perbuatan dan kebiasaan-kebiasaan jahiliyah yang syari’at datang untuk membatalkannya.

Imam Muslim meriwayatkan hadits dari Ummu Salamah radhiyallaahu ‘anha dia berkata,

لَمَّا مَاتَ أَبُو سَلَمَةَ، قُلْتُ: غَرِيبٌ وَفِي أَرْضِ غُرْبَةٍ، لَأَبْكِيَنَّهُ بُكَاءً يُتَحَدَّثُ عَنْهُ، فَكُنْتُ قَدْ تَهَيَّأْتُ لِلْبُكَاءِ عَلَيْهِ، إِذْ أَقَبَلَتِ امْرَأَةٌ مِنَ الصَّعِيدِ تُرِيدُ أَنْ تُسْعِدَنِي، فَاسْتَقْبَلَهَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَقَالَ: «أَتُرِيدِينَ أَنْ تُدْخِلِي الشَّيْطَانَ بَيْتًا أَخْرَجَهُ اللهُ مِنْهُ؟» مَرَّتَيْنِ، فَكَفَفْتُ عَنِ الْبُكَاءِ فَلَمْ أَبْكِ

“Tatkala Abu Salamah meninggal, saya berkata, ‘Asing, di negeri asing, benar-benar aku akan menangis dengan tangisan yang akan diperbincangkan tentangnya. Maka akupun bersiap-siap untuk menangisinya. Tiba-tiba datanglah seorang wanita dari dataran tinggi (Madinah) ingin membantuku (berbuat niyahah). Kemudian Rasulullah i menemuinya seraya bersabda, “Apakah kamu ingin memasukkan syaitan ke dalam rumah yang Allah telah mengeluarkannya darinya?” (Beliau mengulanginya) dua kali. Maka akupun menahan diri dari tangisan dan tidak menangis.”(1)

[تُسْعِدَنِي] maksudnya adalah membantuku untuk menangis dan meratap.

Imam Ahmad dan an-Nasa`iy meriwayatkan hadits dengan sanad shahih dari Anas radhiyallaahu ‘anhu,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخَذَ عَلَى النِّسَاءِ حِينَ بَايَعَهُنَّ أَنْ لَا يَنُحْنَ، فَقُلْنَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ نِسَاءً أَسْعَدْنَنَا فِي الْجَاهِلِيَّةِ أَفَنُسْعِدُهُنَّ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا إِسْعَادَ فِي الْإِسْلَامِ»

“Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah mengambil baiat kaum wanita saat beliau membaiat mereka agar mereka tidak berniyahah (meratap). Maka mereka berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya (ada) dulu kaum wanita membantu kami untuk berniyahah (meratap) di masa jahiliyah, maka apakah boleh kami membantu mereka untuk berniyahah?” Maka Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tidak ada is’ad (bantuan niyahah) di dalam Islam.”(2)

(Diambil dari Kitab Silsilah Akhthaaunnisaa` (2) Akhthooun Nisa al-Muta’alliqah fi al-Janaaiz, Syaikh Nada Abu Ahmad, alih bahasa oleh Muhammad Syahri)

Footnote:

([1]) HR. Muslim (922)-pent

([2]) HR. Ahmad (13055), an-Nasa`iy (1852), Abu Dawud (3222), Shahiihul Jaami’ (7168), as-Syaikh al-Arnauth berkata, ‘Sanadnya shahih.’ Lihat al-Jaami’ as-Shahiih li as-Sunan wa al-Masaanid (6/11, 28/365)-pent

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *