Hukum Bagi Orang Yang Meninggalkan Shalat

 

Jika di dalam shalat terdapat tambahan iman, maka meninggalkannya pun mengurangi iman. Dan jika seseorang meninggalkannya secara keseluruhan, maka sesungguhnya dia telah terjerumus ke dalam kekufuran atau kesyurikan.([1]) Dari Jabir radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,

 

«بَيْنَ الْكُفْرِ وَالْإِيْمَانِ تَرْكُ الصَّلَاةِ»

 

“Batas antara kekufuran dan keimanan adalah meninggalkan shalat.”([2])

 

Darinya pula, dia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,

 

«بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلَاةِ»

 

“Batas antara seseorang dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat.” ([3])

 

Dalam Shahiih al-Bukhari, dari Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu bahwasannya Nabi ﷺ jika hendak memerangi suatu kaum bersama kami, tidaklah beliau perang bersama kami kecuali menunggu pagi hari, dan melihat, jika beliau mendengar adzan, beliapun menahan penyerangan; dan bila beliau tidak mendengar adzan, beliau langsung menyerang mereka.

 

(Dialih bahasakan oleh Muhammad Syahri dari kitab as-Shalaat Wa Atsaruhaa Fi Ziyaadatil Iimaan Wa Tahdziibin Nafsi, Syaikh Husain al-‘Awayisyah)

_____________________

Footnote:

([1]) Dalam masalah ini terdapat penjelasan; jika hatinya mengingkari kewajiban shalat, maka dia keluar dari agama Islam. Dan jika tidak, maka dikatakan, kufrun duuna kufrin (kekufuran yang tidak menjadikan pelakunya kafir). Dan jika mau, engkau boleh mengatakan, kufur amali. Karena hal itu menyerupai amalan orang-orang kafir.

([2]) HR. At-Tirmidzi, hadits dari Shahiihul Jaami’, no. 2846.

([3]) HR. Muslim, Bab Penjelasan Penyebutan Kafir Secara Umum Atas Orang Yang meninggalkan shalat. Dan diriwayatkan pula oleh Abu Dawud, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *