Hadits Hadits Tentang Ramadhan Dan Puasa (38)
Nabi Terkadang Sholat Tarowih Di Akhir Romadhon
(Oleh: al-Ustadz Muslim al-Atsari, hafizhahullah)
HADITS ABU DZARR radhiyallaahu ‘anhu,
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: صُمْنَا مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ يُصَلِّ بِنَا، حَتَّى بَقِيَ سَبْعٌ مِنَ الشَّهْرِ، فَقَامَ بِنَا حَتَّى ذَهَبَ ثُلُثُ اللَّيْلِ، ثُمَّ لَمْ يَقُمْ بِنَا فِي السَّادِسَةِ، وَقَامَ بِنَا فِي الخَامِسَةِ، حَتَّى ذَهَبَ شَطْرُ اللَّيْلِ، فَقُلْنَا لَهُ: يَا رَسُولَ اللهِ، لَوْ نَفَّلْتَنَا بَقِيَّةَ لَيْلَتِنَا هَذِهِ؟ فَقَالَ: «إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ»، ثُمَّ لَمْ يُصَلِّ بِنَا حَتَّى بَقِيَ ثَلَاثٌ مِنَ الشَّهْرِ، وَصَلَّى بِنَا فِي الثَّالِثَةِ، وَدَعَا أَهْلَهُ وَنِسَاءَهُ، فَقَامَ بِنَا حَتَّى تَخَوَّفْنَا الفَلَاحَ، قُلْتُ لَهُ: وَمَا الفَلَاحُ، قَالَ: “السُّحُورُ.
Dari Abu Dzarr radhiyallaahu ‘anhu dia berkata: “Kami berpuasa bersama Rosululloh ﷺ dan beliau tidak sholat (tarowih) dengan kami.
Sehingga sisa tujuh hari dari bulan Romadhon (yakni malam ke 23-pen), beliau sholat (tarowih) dengan kami, sehingga berlalu sepertiga malam.
Kemudian beliau tidak sholat (tarowih) dengan kami pada sisa enam hari dari bulan Romadhon (yakni malam ke 24-pen).
Beliau sholat (tarowih) lagi dengan kami pada sisa lima hari dari bulan Romadhon (yakni malam ke 25-pen), sehingga berlalu separuh malam.
Maka kami berkata kepada beliau, “Wahai Rosululloh, seandainya anda menambahkan (sholat) kepada kami pada sisa malam kita ini!”. Maka beliau bersabda,
“Sesungguhnya barangsiapa melakukan qiyam (Romadhon) bersama imam hingga selesai, ditulis baginya (pahala) sholat satu malam”.
Kemudian beliau tidak sholat (tarowih) dengan kami, sehingga sisa tiga hari dari bulan Romadhon.
Beliau sholat (tarowih) lagi dengan kami pada sisa tiga hari dari bulan Romadhon (yakni malam ke 27-pen), beliau memanggil keluarganya dan istri-istrinya.
Beliau sholat (tarowih) lagi dengan kami sehingga kami khawatir (kehilangan) falaah”.
Aku (Jubair bin Nufair) bertanya kepadanya, “Apa falaah itu?” Dia (Abu Dzarr) menjawab, “Makan sahur”.([1])
FAWAID HADITS:
1- Nabi ﷺ tidak rutin melaksanakan sholat tarowih di masjid setiap malam. Hal itu karena khawatir memberatkan umat, wallohu a’lam.
2- Nabi ﷺ memilih melaksanakan sholat tarowih di masjid pada malam ke 23, 25, dan 27 di bulan Romadhon. Hal itu karena mencari keutamaan lailatul qodr, wallohu a’lam.
3- Kesabaran dan semangat sahabat mengikuti ibadah Nabi ﷺ, memang mereka adalah generasi manusia terbaik.
4- Sholat tarowih Nabi ﷺ lama dan bagus. Tidak secepat kilat dan tidak ada bacaan-bacaan di antara tarowih sebagaimana banyak dilakukan sebagian orang.
5- Kebiasaan Nabi dan para sahabat mengakhirkan sahuur.
6- Para sahabat menyebut sahur dengan falah, ini menunjukkan adanya perkembangan di dalam bahasa. Maka kita harus memahami istilah-istilah bahasa di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagaimana difahami di zaman Nabi dan sahabatnya.
Inilah sedikit penjelasan tentang hadits yang agung ini. Semoga Alloh subhaanahu wa ta’aalaa selalu memudahkan kita untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Dan selalu membimbing kita di atas jalan kebenaran menuju ridho dan sorga-Nya yang penuh kebaikan.([2])
____________________
Footnote:
([1]) HR. Tirmidzi, no: 807; Abu Dawud, no: 1375; An-Nasai, no: 1605; Ibnu Majah, no: 1327; dll. Dishohihkan oleh syaikh Al-Albani
([2]) Sragen, Rabu bakda zhuhur, 20-Romadhon-1441 H / 13-Mei-2020 M