Dosa Seperti Api Yang Membakar Jiwa, Dipadamkan Dengan Sholat

Hadits Tentang Shalat Lima Waktu

19- Dosa Seperti Api Yang Membakar Jiwa, Dipadamkan Dengan Sholat

 

Hadits Anas Bin Malik radhiyallaahu ‘anhu,

 

عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ لِلهِ مَلَكًا يُنَادِي عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ: يَا بَنِي آدَمَ، قُومُوا إِلَى نِيرَانِكُمْ الَّتِي أَوْقَدْتُمُوهَا عَلَى أَنْفُسِكُمْ، فَأَطْفِئُوهَا بِالصَّلَاةِ»

 

Dari Anas, dia berkata: Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Alloh memiliki malaikat yang menyeru pada tiap-tiap sholat (lima waktu), “Wahai Bani Adam, berdirilah menuju api kamu, yang kamu menyalakannya kepada dirimu sendiri, kemudian padamkan api itu dengan sholat!”([1])

 

Hadits Abdulloh Bin Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu:

 

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «تَحْتَرِقُونَ، تَحْتَرِقُونَ، فَإِذَا صَلَّيْتُمُ الْفَجْرَ غَسَلَتْهَا، ثُمَّ تَحْتَرِقُونَ تَحْتَرِقُونَ، فَإِذَا صَلَّيْتُمُ الظُّهْرَ غَسَلَتْهَا، ثُمَّ تَحْتَرِقُونَ تَحْتَرِقُونَ، فَإِذَا صَلَّيْتُمُ الْعَصْرَ غَسَلَتْهَا، ثُمَّ تَحْتَرِقُونَ تَحْتَرِقُونَ، فَإِذَا صَلَّيْتُمُ الْمَغْرِبَ غَسَلَتْهَا، ثُمَّ تَحْتَرِقُونَ تَحْتَرِقُونَ، فَإِذَا صَلَّيْتُمُ الْعِشَاءَ غَسَلَتْهَا، ثُمَّ تَنَامُونَ فَلَا يُكْتَبُ عَلَيْكُمْ شَيْءٌ حَتَّى تَسْتَيْقِظُونَ»

 

Dari Abdulloh bin Mas’ud, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

“Kamu terbakar (dengan dosa-dosa), kamu terbakar (dengan dosa-dosa). Jika kamu melakukan sholat subuh, maka sholat itu membersihkannya (dosa-dosa).

 

Kemudian kamu terbakar (dengan dosa-dosa), kamu terbakar (dengan dosa-dosa). Jika kamu melakukan sholat zhuhur, maka sholat itu membersihkannya (dosa-dosa).

 

Kemudian kamu terbakar (dengan dosa-dosa), kamu terbakar (dengan dosa-dosa). Jika kamu melakukan sholat ashar, maka sholat itu membersihkannya (dosa-dosa).

 

Kemudian kamu terbakar (dengan dosa-dosa), kamu terbakar (dengan dosa-dosa). Jika kamu melakukan sholat maghrib, maka sholat itu membersihkannya (dosa-dosa).

 

Kemudian amu terbakar (dengan dosa-dosa), kamu terbakar (dengan dosa-dosa). Jika kamu melakukan sholat isya’, maka sholat itu membersihkannya (dosa-dosa).

 

Kemudian kamu tidur, maka tidaklah ditulis sesuatupun (dosa) terhadap kamu, sehingga kamu bangun”.([2])

 

Hadits Abdulloh Bin Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu:

 

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُودٍ، عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: ” يُبْعَثُ مُنَادٍ عِنْدَ حَضْرَةِ كُلِّ صَلَاةٍ فَيَقُولُ: يَا بَنِي آدَمَ، قُومُوا فَأَطْفِئُوا عَنْكُمْ مَا أَوْقَدْتُمْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ، فَيَقُومُونَ فَيَتَطَهَّرُونَ وَتَسْقُطُ خَطَايَاهُمْ مِنْ أَعْيُنِهِمْ، وَيُصَلُّونَ فَيُغْفَرُ لَهُمْ مَا بَيْنَهُمَا، ثُمَّ يُوقِدُونَ فِيمَا بَيْنَ ذَلِكَ، فَإِذَا كَانَ عِنْدَ صَلَاةِ الْأُولَى نَادَى: يَا بَنِي آدَمَ، قُومُوا فَأَطْفِئُوا مَا أَوْقَدْتُمْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ، فَيَقُومُونَ فَيَتَطَهَّرُونَ وَيُصَلُّونَ فَيُغْفَرُ لَهُمْ مَا بَيْنَهُمَا، فَإِذَا حَضَرَتِ الْعَصْرُ فَمِثْلُ ذَلِكَ، فَإِذَا حَضَرَتِ الْمَغْرِبُ فَمِثْلُ ذَلِكَ، فَإِذَا حَضَرَتِ الْعَتَمَةُ فَمِثْلُ ذَلِكَ، فَيَنَامُونَ وَقَدْ غُفِرَ لَهُمْ»، ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَمُدْلِجٌ فِي خَيْرٍ، وَمُدْلِجٌ فِي شَرٍّ»

 

Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, dari Rosululloh shallallaahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda:  “Seorang (malaikat) penyeru diutus pada tiap-tiap sholat (lima waktu), kemudian dia menyeru, “Wahai Bani Adam, berdirilah kemudian padamkan (api dosa) yang kamu nyalakan kepada dirimu sendiri!”. Maka mereka berdiri, kemudian bersuci, dan dosa-dosa gugur dari mata mereka. Mereka melakukan sholat (subuh), sehingga diampuni (dosa-dosa) di antara keduanya (yakni antara ‘isya dengan subuh)”. Kemudian mereka membakar diri mereka (dengan melakukan dosa-dosa) setelah itu.

 

Kemudian di waktu sholat pertama (zhuhur), (malaikat) menyeru (lagi), “Wahai Bani Adam, berdirilah kemudian padamkan (api dosa) yang kamu nyalakan kepada dirimu sendiri!”. Maka mereka berdiri, kemudian bersuci, dan melakukan sholat (zhuhur), sehingga diampuni (dosa-dosa) di antara keduanya (yakni antara subuh dengan zhuhur)”.

 

Kemudian jika datang waktu sholat ashar, maka seperti itu.

 

Kemudian jika datang waktu sholat maghrib, maka seperti itu.

 

Kemudian jika datang waktu sholat ‘atamah (isya’), maka seperti itu.

 

Kemudian mereka tidur, dan dosa-dosa mereka telah diampuni.

 

Kemudian Rosululloh shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maka sebagian manusia tidur di dalam kebaikan (ketaatan), namun bagian manusia tidur di dalam keburukan (kemaksiatan)”.([3])

 

FAWAID HADITS:

 

Ada beberapa faedah yang bisa kita ambil dari hadits-hadits ini, antara lain:

 

1- Keagungan kedudukan sholat lima waktu, sehingga Alloh menugaskan malaikat untuk mengajak manusia melakukan sholat di semua waktu sholat.

 

2-         Beriman kepada keberadaan malaikat dan tugas mereka.

 

3- Di antara tugas malikat adalah menyeru manusia untuk melakukan sholat pada tiap-tiap sholat lima waktu.

 

4- Manusia adalah Bani Adam, keturunan Nabi Adam ‘alaihi was salam, bukan keturunan monyet yang berevolusi sebagaimana anggapan orang-orang kafir di dalam teori Darwin.

 

5- Dosa-dosa adalah ibarat api yang dinyalakan oleh pelakunya kepada dirinya sendiri, dan akan mencelakakanya.

 

6- Sholat lima waktu adalah penghapus dosa-dosa yang ada di antara semuanya. Seperti air yang memadamkan api.

 

7- Manusia berbuat  dosa-dosa berulang-ulang, maka mereka juga harus melakukan sholat berulang-ulang untuk menghapuskan dosa-dosanya.

 

8- kamu terbakar (dengan dosa-dosa). Jika kamu melakukan sholat subuh, maka sholat itu membersihkannya (dosa-dosa).

 

9- Seorang muslim yang melakukan sholat lima waktu dengan sebaik-baiknya, akan tidur di malam itu di dalam kebaikan (ketaatan), dan bersih dari dosa-dosanya.

 

10- Seseorang yang tidak melakukan sholat lima waktu, akan tidur di malam itu di dalam keburukan (kemaksiatan) dan hatinya kotor dengan dosa-dosanya.

 

11- Orang yang sedang tidur maka tidak ditulis sesuatupun dari dosa, sehingga bangun. Karena orang yang tidur tidak sadar apa yang dia lakukan.

 

Inilah sedikit penjelasan tentang hadits-hadits yang agung ini. Semoga Alloh selalu memudahkan kita untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Dan selalu membimbing kita di atas jalan kebenaran menuju sorga-Nya yang penuh kebaikan.

 

Ditulis oleh Muslim Atsari,

 

Sragen, Bakda Ashar Kamis, 6-Shofar-1442 H / 24-September-2020 M

 

______________________

Footnote:

 

([1]) HR. Thobroni di dalam Al-Mu’jamush Shoghir, 2/262, no. 1135; dan di dalam Al-Mu’jamul Ausath, 9/173, no. 9452. Di dalam kitab Shohih at-Targhib wat Tarhib, no. 358, Syaikh Al-Albani berkata: “Hasan lighoirihi”

 

([2]) HR. Thobroni di dalam Al-Mu’jamush Shoghir, 1/91, no. 121; dan di dalam Al-Mu’jamul Ausath, 2/358, no. 2224. Di dalam kitab Shohih at-Targhib wat Tarhib, no. 357, Syaikh Al-Albani berkata: “Hasan Shohih”

 

([3]) HR. Thobroni di dalam Al-Mu’jamul Kabir, 10/141, no. 10252; dan di dalam Al-Mu’jamul Kabir, no. 5444. Di dalam kitab Shohih at-Targhib wat Tarhib, no. 355, Syaikh Al-Albani berkata: “Shohih lighoirihi”. Dan beliau menghasankannya di dalam Silsilah Ash-Shohihah, no. 2520

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *