Hadits Hadits Tentang Ramadhan Dan Puasa (42)
Doa Yang Dituntunkan Nabi Ketika Lailatul Qodr
(Oleh: al-Ustadz Muslim al-Atsari, hafizhahullah)
HADITS ‘AISYAH radhiyallaahu ‘anha,
عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ القَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا؟ قَالَ: «قُولِي: اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي»
Dari ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha, dia berkata: “Wahai Rasululllah, beritahukan kepadaku, jika aku mengetahui yang mana malam lailatul qadr, apa yang aku katakan pada malam itu?” Beliau bersabda: “Katakanlah:
“Alloohumma innaka ‘Afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anniiy”.
(Ya Alloh, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, Engkau mencintai sifat maaf, maka maafkan-lah aku).([1])
HADITS ‘AISYAH radhiyallaahu ‘anhu,
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: «لَوْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَكَانَ أَكْثَرَ دُعَائِي فِيهَا أَنْ أَسْأَلَ اللهَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ»
Dari ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha, dia berkata: “Jika aku mengetahui yang mana malam lailatul qadr, sungguh mayoritas doaku padanya, aku memohon maaf dan keselamatan kepada Alloh”.([2])
CATATAN:
Tambahan “Kariim” setelah “’Awuffun” tidak ada riwayatnya.
Syaikh Al-Albani rahimahullah berkata: “Di dalam Sunan Tirmidzi setelah kata “’Awuffun” tertulis “Kariim”! Ini tidak ada asalnya di dalam semua sumber yang telah terdahulu, juga tidak ada di selainnya dari (ulama) yang menukilkan darinya. Nampaknya itu disisipkan oleh sebagian penulis kitab atau percetakan. Karena itu tidak ada di dalam Sunan Tirmidzi cetakan Hindiyah dengan syarah Tuhfatul Ahwadzi karya Al-Mubarokfuuri, 4/264. Juga tidak ada di tempat lainnya”.([3])
FAWAID HADITS:
1- Bertanya kepada ahli ilmu di dalam masalah agama yang belum jelas.
2- Sumber ilmu agama adalah kitab Al-Qur’an dan hadits Nabi ﷺ.
3- Doa yang paling baik adalah doa-doa yang diajarkan oleh Alloh subhaanahu wa ta’aalaa di dalam Al-Qur’an atau oleh Nabi ﷺ di dalam hadits-hadits yang shohih.
4- Keutamaan mengulang-ulang doa di atas di malam-malam bulan Romadhon, tertutama malam-malam ganjil dari sepuluh yang akhir.
5- Doa di atas diucapkan sendiri-sendiri dengan pelan, dengan tanpa tambahan kata-kata yang tidak dituntunkan. Bukan diucapkan dengan keras, apalagi dengan berjama’ah.
6- Keutamaan lailatul qadr telah terkenal di kalangan para sahabat, dan diakui oleh Nabi ﷺ. Maka bagaimana sebagian orang yang mengakui Islam mengingkari adanya lailatul qadr?
7- Keutamaan ‘Aisyah J, beliau bersemangat mencari ilmu dan mengamalkannya.
8- Beriman kepada nama Alloh Al-‘Afuw (Maha Memaaf) dan sifat-Nya al-‘afwu (memaafkan).
9- Beriman kepada sifat Alloh mahabbah (mencintai), dan bahwa Alloh mencintai sifat maaf.
Inilah sedikit penjelasan tentang hadits yang agung ini. Semoga Alloh selalu memudahkan kita untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Dan selalu membimbing kita di atas jalan kebenaran menuju ridho dan sorga-Nya yang penuh kebaikan.([4])
______________________
Footnote:
([1]) HR. Ibnu Majah, no: 3850; Ahmad, no. 25384, 25495, 25497, 25505, 25741; Al-Baihaqi di dalam Syu’abul Iman, no. 3426, 3427. Tirimidzi, no. 3513. Dishohihkan oleh syaikh Al-Albani di dalam Ash-Shohihah, no. 3337
([2]) HR. Nasai di dalam As-Sunan Al-Kubro, no. 10648. Lihat juga Ash-Shohihah, no. 3337
([3]) Ash-Shohihah, 7/1021, keterangan hadits no. 3337
([4]) Sragen, Ahad bakda ‘Isya, 13-Romadhon-1442 H / 25-April-2021 M