Di Antara Pembatal Puasa: Menggauli Istri

Hadits Hadits Tentang Ramadhan Dan Puasa (33)

Di Antara Pembatal Puasa: Menggauli Istri

(Oleh: al-Ustadz Muslim al-Atsari, hafizhahullah)

 

HADITS ABU HUROIROH radhiyallaahu ‘anhu,

 

أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوسٌ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذْ جَاءَهُ رَجُلٌ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ هَلَكْتُ. قَالَ: «مَا لَكَ؟» قَالَ: وَقَعْتُ عَلَى امْرَأَتِي وَأَنَا صَائِمٌ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «هَلْ تَجِدُ رَقَبَةً تُعْتِقُهَا؟» قَالَ: لاَ، قَالَ: «فَهَلْ تَسْتَطِيعُ أَنْ تَصُومَ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ»، قَالَ: لاَ،

فَقَالَ: «فَهَلْ تَجِدُ إِطْعَامَ سِتِّينَ مِسْكِينًا». قَالَ: لاَ، قَالَ: فَمَكَثَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَبَيْنَا نَحْنُ عَلَى ذَلِكَ أُتِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِعَرَقٍ فِيهَا تَمْرٌ – وَالعَرَقُ المِكْتَلُ – قَالَ: «أَيْنَ السَّائِلُ؟» فَقَالَ: أَنَا، قَالَ: «خُذْهَا، فَتَصَدَّقْ بِهِ» فَقَالَ الرَّجُلُ: أَعَلَى أَفْقَرَ مِنِّي يَا رَسُولَ اللهِ؟ فَوَاللهِ مَا بَيْنَ لاَبَتَيْهَا -يُرِيدُ الحَرَّتَيْنِ- أَهْلُ بَيْتٍ أَفْقَرُ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي، فَضَحِكَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى بَدَتْ أَنْيَابُهُ، ثُمَّ قَالَ: «أَطْعِمْهُ أَهْلَكَ»

 

Abu Huroiroh radhiyallaahu ‘anhu berkata: “Ketika kami sedang duduk di dekat Nabi ﷺ, tiba-tiba seorang laki-laki datang kepada beliau ﷺ, lalu dia mengatakan, “Wahai Rasulullah, aku celaka.” Beliau ﷺ berkata, “Apa yang terjadi padamu?”

Laki-laki itu menjawab, “Aku telah menggauli istriku, padahal aku sedang puasa.”

Maka Rasulullah ﷺ bertanya, “Apakah engkau memiliki seorang budak yang dapat engkau merdekakan?” Dia menjawab, “Tidak”.

Lalu beliau ﷺ bertanya lagi, “Apakah engkau mampu berpuasa dua bulan berturut-turut?” Dia menjawab, “Tidak”.

Lalu beliau ﷺ bertanya lagi, “Apakah engkau dapat memberi makan 60 orang miskin?” Dia menjawab, “Tidak”.

Nabi ﷺ lantas diam. Tatkala kami dalam kondisi demikian, ada yang memberi hadiah satu wadah kurma kepada Nabi ﷺ. Kemudian beliau ﷺ berkata, “Di mana orang yang bertanya tadi?” Dia menjawab, “Ya, aku.”

Kemudian beliau ﷺ mengatakan, “Ambillah dan bersedakahlah dengannya.” Maka dia mengatakan, “Apakah akan aku berikan kepada orang yang lebih miskin dariku, wahai Rasulullah? Demi Allah, tidak ada yang lebih miskin di ujung timur hingga ujung barat kota Madinah dari keluargaku. ”

Nabi ﷺ lalu tertawa sampai terlihat gigi taringnya. Kemudian beliau ﷺ berkata, “Berikan makanan itu kepada keluargamu!.”([1])

 

FAWAID HADITS:

 

1- Bertanya kepada Ahli ilmu dalam masalah agama yang belum diketahui.

2-             Menggauli istri dengan sengaja membatalkan puasa.

3- Melanggar larangan agama Islam atau meninggalkan perintah-nya merupakan kebinasaan.

4- Orang yang batal puasanya dengan sebab menggauli istri wajib membayar kaffaroh (penebus dosa) dan wajib qodho’.

5- Kaffaroh dosa tersebut adalah dengan memerdekakan seorang budak, jika tidak mampu maka dengan  berpuasa dua bulan berturut-turut, jika tidak mampu maka dengan  memberi makan 60 orang miskin.

6- Kasih sayang Alloh kepada hambaNya dan kemudahan agama Islam. Sebab kewajiban gugur dari orang yang tidak mampu melaksanakannya.

7- Boleh tertawa dengan sebab sesuatu yang lucu. Namun tidak boleh banyak tertawa, sebab itu akan mematikan hati.

 

Inilah sedikit penjelasan tentang hadits yang agung ini. Semoga Alloh subhaanahu wa ta’aalaa selalu memudahkan kita untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Dan selalu membimbing kita di atas jalan kebenaran menuju ridho dan sorga-Nya yang penuh kebaikan.([2])

________________________________

Footnote:

([1])  HR. Bukhari, no. 1936; Muslim, no. 1111

([2])  Sragen, Rabu bakda Isya, 10-Romadhon-1442 H / 21-April-2021 M

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *