Apa Yang Wajib Bagi Seorang Muslim Di Dalam Shalat (1) Shalat Sesuai Dengan Shalat Rasulullah ﷺ

Apa Yang Wajib Bagi Seorang Muslim Di Dalam Shalat

 

Sesungguhnya perkara yang paling banyak menambah iman seorang muslim adalah shalat. Allah ﷻ berfirman,

 

وَمَا كَانَ ٱللهُ لِيُضِيعَ إِيمَٰنَكُمۡۚ

 

“… dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu…” (QS. al-Baqarah (2): 143)

 

Maksudnya, ‘Tidak akan menyia-nyiakan shalat kalian di sisi Bait (Ka’bah).” ([1]) Dan di dalam sebuah hadits,

 

«آمَرُكُمْ بِأَرْبَعٍ، وَأَنْهَاكُمْ عَنْ أَرْبَعٍ: آمَرُكُمْ بِالْإِيمَانِ بِاللهِ وَحْدَهُ، أَتَدْرُونَ مَا الْإِيمَانُ بِاللهِ وَحْدَهُ؟ شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، وَإِقَامُ الصَلَاةِ وَإِيتَاءُ الزَّكَاةِ، وَصِيَامُ رَمَضَانَ، وَأَنْ تُؤَدُّوا ْخُمُسَ مَا غَنِمْتُم، وَأَنْهَاكُمْ عَنْ الدُّبَّاءِ، وَالنَّقِيرِ، والْحَنْتَمِ، وَالْمُزَفَّتِ احْفَظُوهُنَّ، وَأَخْبِرُوا بِهِنَّ مَنْ وَرَاءَكُمْ»

 

“Aku perintahkan kalian empat perkara, dan aku melarang kalian dari empat perkara; yaitu, aku perintahkan kalian untuk beriman kepada Allah saja; tahukah kalian apa itu beriman kepada Allah? (yaitu) persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, puasa di bulan Ramadhan dan agar kalian membayarkan seperlima dari ghanimah kalian. Dan aku melarang kalian dari dubba’([2]), naqir([3]), hantam([4]), dan muzaffat([5]). Jagalah itu semua dan kabarkanlah kepada orang-orang di belakang kalian.” ([6])

 

Maka seorang muslim harus memperhatikan shalatnya dengan beberapa perkara, di antaranya;

1. Shalat Sesuai Dengan Shalat Rasulullah

 

Yaitu dengan menjadikan shalatnya sesuai dengan shalat Rasulullah ﷺ semaksimal mungkin, sesuai dengan kemampuan.

 

Hal tersebut di dapat dengan cara merujuk bab shalat dalam kitab-kitab hadits dan fiqih. ([7]) Karena sesungguhnya seorang muslim yang sedang shalat, dan sedang menunaikan tata cara, rukun dan wajib (shalat), akan merasa bahwa dia tengah menelusuri petunjuk Nabi ﷺ. Dia menetapkan apa yang ditetapkan oleh Nabi ﷺ, meninggalkan apa yang ditinggalkannya, dan mengerjakan secara kadang-kadang apa yang telah tetap dari Nabi ﷺ, bahwa beliau mengerjakannya secara kadang-kadang. Kemudian Anda akan melihatnya memvariasikan sebagian dzikr karena riwayat dari Rasulullah ﷺ, dan merenggangkan keduanya sekiranya Rasulullah ﷺ merenggangkannya.

 

Demikianlah, seorang manusia akan merasa bahwa dia tengah mengikuti langkah-langkah Nabi ﷺ. Maka dia akan merasakan manisnya ittiba’ (mengikuti Rasulullah ﷺ). Kebahagiaan manakah yang lebih besar daripada kebahagiaan mengikuti Nabi ﷺ? Dikarenakan tidak ada cara dan jalan selainnya menuju Allah ﷻ.

 

Dari Abu Ayyub radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata, ‘Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda,

 

«مَنْ تَوَضَّأَ كَمَا أُمِرَ، وَصَلَّى كَمَا أُمِرَ، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ عَمَلٍ»

 

“Barangsiapa berwudhu’ sebagaimana yang diperintahkan, dan shalat sebagaimana yang diperintahkan, maka diampunkan untuknya apa yang telah berlalu dari amal (perbuatan dosanya).” ([8])

 

Di dalam Hadits Malik bin al-Huwairits radhiyallaahu ‘anhu, dari Nabi ﷺ, bahwa beliau bersabda,

 

«صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي»

 

“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.” ([9])

 

Dari ‘Ammar bin Yaasir radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata, ‘Rasulullah ﷺ bersabda,

 

«إِنَّ الرَّجُلَ لَيَنْصَرِفُ، وَمَا كُتِبَ لَهُ إِلَّا عُشْرُ صَلَاتِهِ، تُسْعُهَا، ثُمْنُهَا، سُبْعُهَا، سُدْسُهَا، خُمْسُهَا، رُبْعُهَا، ثُلُثُهَا، نِصْفُهَا»

 

“Sesungguhnya ada seorang laki-laki yang benar-benar berpaling (selesai mengerjakan shalatnya) dan kemudian tidak dituliskan untuknya kecuali (bagian) sepersepuluh dari shalatnya, sepersembilannya, seperdelapannya, sepertujuhnya, seperenamnya, seperlimanya, seperempatnya, sepertiganya, dan setengahnya.” ([10])

 

(Dialih bahasakan oleh Muhammad Syahri dari kitab as-Shalaat Wa Atsaruhaa Fi Ziyaadatil Iimaan Wa Tahdziibin Nafsi, Syaikh Husain al-‘Awayisyah)

_____________________

Footnote:

([1]) Dari Shahih Bukhari, Bab Shalat Termasuk Iman

([2]) Wadah yang terbuat dari kulit yang kering

([3]) Tulang yang dilobangi tengahnya

([4]) Guci yang diolesi warna hijau. Dahulu khomer dibawa di dalamnya menuju Madinah, lihat an-Nihayah.

([5]) Wadah yang dicat dengan ter, lihat an-Nihayah.

([6]) HR al-Bukhari dan Muslim dan selain keduanya, serta lihatlah Shahih Ibnu Khuzaimah, bab Dalil Bahwasannya Menegakkan Shalat Termasuk Iman.

([7]) Di antara buku-buku terbaik yang aku ketahui dalam permasalahan ini adalah Sifatu Shalaati an-Nabiy ﷺ Min at-Takbiir Ilaa at-Tasliim Ka-annaka Tarhooha (Sifat Shalat Nabi ﷺ dari takbir hingga salam seakan-akan Anda melihat shalatnya) karya guru kami al-‘Allaamah Muhammad Nashiruddin al-Albaniy rahimahullaah. Pembahasan ilmiahnya dikeluarkan dari 163 sumber dan rujukan, manuskrip maupun cetakan.

([8]) HR. An-Nasa`iy, ad-Darimiy, Ahmad, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya kecuali bahwa beliau bersabda,

«غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ»

“Maka diampuni dosanya yang telah lalu.” Dan lihatlah Shahiih at-Targhiib wa at-Tarhiib, no. 191.

([9]) Bagian dari hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari, dan juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya.

([10]) HR. Imam Ahmad dalam Musnad-nya, Abu Dawud, dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban. Lihat Shahiih al-Jaami’, no. 622.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *