Silsilah Mutiara Perkataan Salaf as-Shalih (1)
Al-Jama’ah (berkumpul.pent) harus sesuai dengan ketaatan kepada Allah Ta’ala
Di nukil dari kitab “Ighatsatul Lahfaan min Mashayidil Syithon” [1] karangan Imam Ibnul Qoyim al-Jauziyah, berikut nukilanya.
Imam Ibnul Qoyim mengatakan: “Kebenaran (yang hakiki) yaitu yang telah di wariskan oleh Jam’ah pertama dari mulai zamannya Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam serta para sahabat beliau, oleh karena itu janganlah terkecoh dengan banyaknya para ahli bid’ah setelah mereka”.
Berkata Amr bin Maimun al-Awadi, “Saya menemani sahabat Mu’adz bin Jabal di Yaman, tidaklah saya berpisah dari beliau sampai saya melihat beliau meninggal di negeri Syam, kemudian setelah itu saya menemani orang yang paling faqih di antara manusia yaitu sahabat Abdullah bin Mas’ud semoga Allah meridhoinya, maka pada suatu ketika saya pernah mendengar beliau mengatakan, “Wajib atas kalian untuk berpegang di atas jama’ah, sesungguhnya tangan Allah bersama jama’ah”.
Pada kesempatan yang lain saya juga pernah mendengar beliau mengatakan, “Akan datang kepada kalian suatu masa para pemimpin yang mengakhirkan sholat dari waktunya, maka sholatlah kalian sendirian tepat pada waktunya karena dia adalah wajib bagimu, setelah itu sholatlah berjama’ah bersama mereka dan itu tercatat sebagai sholat sunah atas kalian”.
Maka saya katakan kepada beliau: “Wahai sahabat nabi Muhammad, saya tidak paham apa yang sedang engkau bicarakan kepada kami?
Beliau menjawab: “Apa itu?
Saya katakan: “Engkau (pernah) menyuruhku untuk berpegang erat-erat kepada jama’ah, lantas sekarang engkau mengatakan ;Sholatlah kamu sendirian, dan dia adalah sholat wajib bagimu, lalu sholatlah bersama jama’ah sedangkan dia adalah sholat sunah?
Beliau lantas menasehatiku: “Wahai Amr bin Maimun, sungguh saya telah menyangka bahwa kiranya engkau adalah orang yang paling faqih di negeri ini, tahukah kamu apa itu al-Jama’ah?
Jawab saya: “Tidak”,
beliau berkata: “Sesungguhnya jika kebanyakan jama’ah (manusia) telah menyilisihi al-Jama’ah itu sendiri, maka tinggalkan mereka karena sesungguhnya hakekat al-Jama’ah adalah sesuatu yang sesuai dengan kebenaran walau pun engkau sendirian”.
Dalam jalur riwayat yang lain, lalu beliau menepuk dadaku sambil berkata: “Celakalah engkau wahai Amr, sungguh jika kebanyakan manusia (sudah di ambang menyelisihi al-Jama’ah) maka tinggalkanlah meraka, sesungguhnya al-Jama’ah adalah sesuatu yang sesuai di atas ketaatan kepada Allah Azza wa jalla”.
Nu’aim bin Hamaad mengatakan: “Maksud perkataan beliau adalah jika manusia telah rusak maka wajib atas dirimu untuk tetap berpegang teguh dengan al-Jama’ah sebelum datangnya kerusakan (tersebut) walau pun kamu sendirian, maka dengan itu engkau tetap di katakan sedang berada di atas al-Jama’ah. Dan ucapan yang semakna dengan ini juga telah di katakan oleh Imam al-Baihaqi dan selain beliau”.
(Disadur dari kitab Aqwaal wa Hikam Min Afwaahi as-Salaf As-Shaalih, Darul Wathan)
_________________
Footnote:
[1] . Ighatsatul Lahfaan min Mashayidil Syaithon 1/69-70.