Aamiin… Aamiin… Aamiin

 

HADITS KA’AB BIN ‘UJROH

 

عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «احْضُرُوا الْمِنْبَرَ» فَحَضَرْنَا، فَلَمَّا ارْتَقَى دَرَجَةً قَالَ: «آمِينَ»، فَلَمَّا ارْتَقَى الدَّرَجَةَ الثَّانِيَةَ قَالَ: «آمِينَ» فَلَمَّا ارْتَقَى الدَّرَجَةَ الثَّالِثَةَ قَالَ: «آمِينَ»، فَلَمَّا نَزَلَ قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ لَقَدْ سَمِعْنَا مِنْكَ الْيَوْمَ شَيْئًا مَا كُنَّا نَسْمَعُهُ، قَالَ: «إِنَّ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَرَضَ لِي فَقَالَ: بُعْدًا لِمَنْ أَدْرَكَ رَمَضَانَ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ قُلْتُ: آمِينَ؛ فَلَمَّا رَقِيتُ الثَّانِيَةَ قَالَ: بُعْدًا لِمَنْ ذُكِرْتَ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْكَ قُلْتُ: آمِينَ؛ فَلَمَّا رَقِيتُ الثَّالِثَةَ قَالَ: بُعْدًا لِمَنْ أَدْرَكَ أَبَوَاهُ الْكِبَرَ عِنْدَهُ أَوْ أَحَدُهُمَا فَلَمْ يُدْخِلَاهُ الْجَنَّةَ قُلْتُ: آمِينَ»

Dari Ka’ab bin ‘Ujrah, dia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: “Datanglah/mendekatlah ke mimbar!”.

 

Maka kami datang. Ketika beliau naik tangga (pertama), beliau berkata, “Aamiin”. Ketika beliau naik tangga kedua, beliau berkata, “Aamiin”. Ketika beliau naik tangga ketiga, beliau berkata, “Aamiin”.

 

Ketika beliau turun, kami berkata: “Wahai Rasulullah, pada hari ini kami telah mendengar dari anda sesuatu yang  kami tidak pernah mendengarnya!”.

 

Beliau bersabda: “Sesungguhnya Malaikat Jibril ‘alaihis sholatu was salam datang kepadaku, lalu berkata: ‘Semoga jauh (dari rohmat Alloh), bagi orang yang mendapati bulan Romadhon, tetapi  dosanya tidak diampuni!”. Aku berkata, “Aamiin”.

 

Ketika aku naik tangga kedua, Malaikat Jibril berkata: ‘Semoga jauh (dari rohmat Alloh), bagi orang yang namamu disebut di dekatnya, namun dia tidak bersholawat kepadamu!” Aku berkata, “Aamiin”.

 

Ketika aku naik tangga ketiga, Malaikat Jibril berkata: ‘Semoga jauh (dari rohmat Alloh), bagi orang yang mendapati kedua orang tuanya sudah tua, atau satu dari keduanya, namun tidak menyebabkannya masuk sorga!” Aku berkata, “Aamiin”.([1])

 

KETERANGAN:

 

Hadits ini juga diriwayatkan dari sahabat Abu Huroiroh, Anas bin Malik, dan Malik bin Al-Huwairits, semoga Alloh meridhoi mereka semua.

 

FAWAID HADITS:

 

Ada beberapa faedah yang bisa kita ambil dari hadits ini, antara lain:

 

1- Kesempurnaan metode Nabi Muhammad ﷺ di dalam menyampaikan ilmu.

 

2- Jama’ah sepantasnya mendekat kepada seorang ‘alim yang sedang menyampaikan ilmu.

 

3- Anjuran mengaminkan doa, baik doa sendiri atau doa orang lain. Dan mengaminkan doa itu di akhir setiap kalimat doa, bukan pada kalimat-kalimat pujian kepada Alloh. Karena ‘aamiin’ artinya: Ya Alloh kabulkanlah.

 

4- Sunnah mimbar adalah tiga anak tangga, dan yang keempat untuk duduk.

 

5- Keutamaan bersholawat untuk Nabi Muhammad ﷺ.

 

6- Keagungan kedudukan Nabi Muhammad saw4 pada diri seorang muslim.

 

7- Keutamaan bertemu bulan Romadhon, sehingga mendapatkan kesempatan untuk berpuasa dan beramal sholih lainnya untuk melebur dosa.

 

8- Keutamaan mengurusi orang tua yang sudah berusia lanjut, yaitu penyebab masuk sorga.

 

9- Kewajiban bersabar memelihara orang tua yang sudah lanjut usia, dan tidak boleh menyakitinya dengan perkataan atau perbuatan.

 

10- Keagungan tiga perkara yang disebutkan di dalam hadits ini. Sebab malaikat yang paling mulia berdoa, dan diaminkan oleh manusia yang paling mulia.

 

11- Memanfaatkan kesempatan-kesempatan untuk kebaikan sebelum hilang kesempatan itu.

 

12- Kehinaan bagi orang-orang yang disebutkan di atas.

 

Inilah sedikit penjelasan tentang hadits yang agung ini. Semoga Alloh selalu memudahkan kita untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Dan selalu membimbing kita di atas jalan kebenaran menuju ridho dan sorga-Nya yang penuh kebaikan.

 

Ditulis oleh Muslim Atsari,

Sragen, Selasa Dhuha, 24-Romadhon-1441 H / 26-April-2020 M.

 

________________________

Footnote:

([1]) HR. Isma’il Al-Qodhiy di dalam Fadhlush Sholah ‘alan Nabiy, no. 19; Al-Hakim, no. 7256, dan beliau berkata: “Hadits ini shohih isnadnya, namun keduanya (imam Bukhori dan Muslim) tidak meriwayatkannya’. Syaikh Al-Albani berkata di dalam Shohih At-Targhib no. 1677: “Shohih lighoirihi”.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *