Hadits Hadits Tentang Ramadhan Dan Puasa (16)
Perintah Dan Keutamaan Sahuur
(Oleh: al-Ustadz Muslim al-Atsari, hafizhahullah)
Hadits Anas Bin Malik radhiyallaahu ‘anhu,
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «تَسَحَّرُوا، فَإِنَّ فِي السُّحُورِ بَرَكَةً»
Dari Anas bin Malik, dia berkata: Nabi ﷺ bersabda: “Hendaklah kamu makan sahur, karena sesungguhnya di dalam sahur terdapat barokah”.([1])
Hadits Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallaahu ‘anhu,
عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «السَّحُورُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ فَلاَ تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى المُتَسَحِّرِينَ»
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: “Sahur itu makanan yang barokah, janganlah kalian meninggalkannya walaupun hanya menelan seteguk air, karena Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang sahur”.([2])
FAWAID HADITS:
1- Perintah sahuur dan larangan meninggalkannya. Secara bahasa sahuur artinya: makanan atau minuman di waktu sahar. Sedang sahar artinya akhir malam sebelum subuh.
2- Sahuur tidak harus makan besar, bisa dengan minum air. Dan sebaik-baik sahuur adalah makan korma.
3- Di antara keutamaan sahuur adalah makanan yang barokah. Barokah adalah kebaikan yang banyak, tetap dan bertambah. Dan barokah sahur didapatkan di dunia dan di akhirat.
4- Di antara keutamaan sahuur adalah mendapatkan sholawat dari Allah dan malaikat-Nya. Shalawat dari Allah adalah pujianNya di hadapan malaikat. Adapun sholawat dari malaikat adalah doa malaikat kepada Allah.
5- Barakah itu dicari dengan tuntunan Allah dan RosulNya, bukan dengan cara-cara yang tidak dituntunkan. Seperti mencari berkah dengan ziarah ke kubur-kubur keramat, dan semacamnya. Ziarah kubur adalah sunnah untuk mengingat kematian, dan mendoakan ahli kubur. Bukan untuk mencari keberkahan dari kuburan, atau berdoa kepada ahli kubur.([3])
___________________
Footnote:
([1]) HR. Bukhari, no. 1923; Muslim, no. 1095; Tirmidzi, no. 708; Nasai, no. 2146; Ibnu Majah, no. 1692; Ahmad, no. 11950, 13245;
([2]) HR. Ahmad, no. 11086; 11396. Dishohihkan oleh Syaikh Syu’aib Al-Arnauth di dalam Takhrij Musnad Ahmad. Dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shohihul Jami’, no. 3683
([3]) Sragen, Ahad bakda zhuhur, 10-Romadhon-1441 H / 3-Mei-2020 M