3 Do’a Nabiyullah Sulaiman ‘alaihissalaam (2)

Do’a-Do’a Nabiyullah Sulaiman ‘alaihissalaam

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَمَّا فَرَغَ سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ مِنْ بِنَاءِ بَيْتِ الْمَقْدِسِ سَأَلَ اللهَ ثَلَاثًا: حُكْمًا يُصَادِفُ حُكْمَهُ، وَمُلْكًا لَا يَنْبَغِي لَأَحَدٍ مِنْ بَعْدِهِ، وَأَلَّا يَأْتِيَ هَذَا الْمَسْجِدَ أَحَدٌ لَا يُرِيدُ إِلَّا الصَّلَاةَ فِيهِ إِلَّا خَرَجَ مِنْ ذُنُوبِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ. أَمَّا اثْنَتَانِ فَقَدْ أُعْطِيَهُمَا، وَأَرْجُو أَنْ يَكُونَ قَدْ أُعْطِيَ الثَّالِثَةَ»

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallaahu ‘anhuma, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Tatkala Sulaiman bin Daud selesai dari membangun Baitul Maqdis, beliau meminta tiga hal kepada Allah; hukum yang bertepatan dengan hukum-Nya; kerajaan yang tidak layak bagi seorangpun setelahnya; dan agar tidak ada seorangpun yang mendatangi masjid ini, yang dia tidak menginginkan kecuali shalat di dalamnya, melainkan dia keluar dari dosa-dosanya seperti hari ibunya melahirkannya. Adapun dua do’a (yang pertama) maka sungguh keduanya telah diberikan kepdanya, dan aku berharap dia telah diberi (permohonan) yang ketiga.”

(HR. Ibnu Majah)([1])

Do’a yang kedua adalah kerajaan yang besar.

Allah subhaanahuu wa ta’aalaa berfirman,

وَلَقَدۡ فَتَنَّا سُلَيمَٰنَ وَأَلقَينَا عَلَىٰ كُرۡسِيِّهِۦ جَسَدٗا ثُمَّ أَنَابَ ٣٤ قَالَ رَبِّ ٱغفِرۡ لِي وَهَبۡ لِي مُلكٗا لَّا يَنبَغِي لِأَحَدٖ مِّنۢ بَعدِيٓۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلوَهَّابُ ٣٥ فَسَخَّرۡنَا لَهُ ٱلرِّيحَ تَجرِي بِأَمۡرِهِۦ رُخَآءً حَيثُ أَصَابَ ٣٦ وَٱلشَّيَٰطِينَ كُلَّ بَنَّآءٖ وَغَوَّاصٖ ٣٧ وَءَاخَرِينَ مُقَرَّنِينَ فِي ٱلأَصفَادِ ٣٨ هَٰذَا عَطَآؤُنَا فَامنُنۡ أَوۡ أَمسِكۡ بِغَيرِ حِسَابٖ ٣٩

Dan Sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah karena sakit), kemudian ia bertaubat, ia berkata: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pemberi”. Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakiNya, dan (kami tundukkan pula kepadanya) syaitan-syaitan semuanya ahli bangunan dan penyelam, dan syaitan yang lain yang terikat dalam belenggu. Inilah anugerah kami; Maka berikanlah (kepada orang lain) atau tahanlah (untuk dirimu sendiri) dengan tiada pertanggungan jawab.(QS. Shaad (38): 34-39)

Firman Allah subhaanahuu wa ta’aalaa,

وَلَقَدۡ فَتَنَّا سُلَيمَٰنَ وَأَلقَينَا عَلَىٰ كُرۡسِيِّهِۦ جَسَدٗا ثُمَّ أَنَابَ ٣٤

Dan Sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah karena sakit), kemudian ia bertaubat’, maksudnya adalah: ‘Dan sungguh kami telah menguji Sulaiman, lalu kami lemparkan di atas kursinya separuh anak laki-laki, yang dilahirkan untuknya saat dia bersumpah untuk menggilir istri-istrinya, dan kesemuanya akan mendatangkan (hamil dan melahirkan) seorang penunggang kuda yang kelak akan berjihad di jalan Allah. Dan dia tidak mengucapkan insyaa Allah. Lalu diapun menggilir mereka semua. Kemudian tidak ada seorangpun dari mereka yang hamil kecuali seorang istri yang datang dengan separuh anak laki-laki.

قَالَ رَبِّ ٱغفِرۡ لِي وَهَبۡ لِي مُلكٗا لَّا يَنبَغِي لِأَحَدٖ مِّنۢ بَعدِيٓۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلوَهَّابُ٣٥

Ia berkata: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pemberi.”

Sulaiman kembali kepada Rabb-nya dan bertaubat, seraya berkata, ‘Tuhanku, ampunilah dosaku, dan berikan kepadaku sebuah kerajaan besar lagi khusus, yang tidak ada yang semisalnya bagi seorangpun dari manusia setelahku. Sesungguhnya Engkau –Maha Suci Engkau- adalah Dzat yang banyak berderma dan memberi.”

فَسَخَّرۡنَا لَهُ ٱلرِّيحَ تَجرِي بِأَمرِهِۦ رُخَآءً حَيثُ أَصَابَ ٣٦

Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakiNya,..

Maka Kamipun menjawab do’anya, lalu kami tundukkan angin yang berhembus dengan perintahnya dengan penuh ketaatan bersama dengan kekuatan dan kedahsyatannya, kemana saja Sulaiman menginginkannya.

وَٱلشَّيَٰطِينَ كُلَّ بَنَّآءٖ وَغَوَّاصٖ ٣٧

“… dan (kami tundukkan pula kepadanya) syaitan-syaitan semuanya ahli bangunan dan penyelam…”

Dan Kami tundukkan baginya syetan-syetan yang dia mempekerjakan mereka di dalam pekerjaan-pekerjaannya; maka ada diantara syetan-syetan itu yang ahli membangun bangunan-bangunan, dan menyelam di dalam lautan.

وَءَاخَرِينَ مُقَرَّنِينَ فِي ٱلأَصفَادِ ٣٨

“… dan syaitan yang lain yang terikat dalam belenggu.

Dan syetan-syetan lain; mereka adalah syetan-syetan pembangkang, mereka terikat di dalam belenggu-belenggu.

هَٰذَا عَطَآؤُنَا فَامنُنۡ أَوۡ أَمسِكۡ بِغَيرِ حِسَابٖ ٣٩

Inilah anugerah kami; Maka berikanlah (kepada orang lain) atau tahanlah (untuk dirimu sendiri) dengan tiada pertanggungan jawab.

Kerajaan yang agung, dan penundukan khusus ini, adalah pemberian Kami bagimu wahai Sulaiman. Maka berikanlah kepada yang Engkau suka, dan tahanlah orang yang Engkau suka, dan tidak ada hisab atasmu.” Selesai dari at-Tafsiir al-Muyassar.

Kedua do’a ini, telah direalisasikan oleh Allah subhaanahuu wa ta’aalaa bagi Sulaimanalaihissalaam. Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,

«…أَمَّا اثْنَتَانِ فَقَدْ أُعْطِيَهُمَا، وَأَرْجُو أَنْ يَكُونَ قَدْ أُعْطِيَ الثَّالِثَةَ»

Adapun dua do’a (yang pertama) maka sungguh dia telah diberikan keduanya, dan aku berharap dia telah diberi (permohonan) yang ketiga.”

(Diambil dari kitab Tsulaatsiyaat Nabawiyah Jilid III, DR. Mihran Mahir ‘Utsman, dialih bahasakan oleh Abu Rofi’ Muhammad Syahri)


([1]) HR. Ibnu Majah (1408), Ahmad (6644), Shahiih al-Jaami’ (2090), Shahiih at-Targhiib wa at-Tarhiib (1178)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *